Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik tersebut utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp4,49 triliun. Di pasar saham, dana-dana asing justru mengalir ke pasar keuangan RI sebanyak Rp1,50 triliun.
"Berdasarkan data setelmen sampai dengan 1 September 2022, nonresiden jual neto Rp131,96 triliun di pasar SBN dan beli neto (inflow) Rp66,06 triliun di pasar saham," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Minggu, 4 September 2022.
Baca juga: Harga BBM Naik, Gubernur BI: Subsidi Bukan Dicabut, Tapi Dialihkan Biar Tepat Sasaran! |
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 122,12 basis poin (bps) per 1 September 2022 dari 107,21 bps per 26 Agustus 2022.
CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN. Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Terkait hal tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. "Dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," papar Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News