Mengutip Bloomberg, Senin, 29 Agustus 2021, rupiah jeblok ke level Rp14.897 per USD dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp14.816 per USD.
Jika dibandingkan dengan pembukaan perdagangan pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga 81 poin atau setara 0,55 persen.
Adapun rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp14.847-Rp14.905 per USD. Sementara year to date (ytd) return terpantau sebesar 4,45 persen.
Sementara itu melansir data Yahoo Finance, rupiah diperdagangkan ke posisi Rp14.900 per USD. Gerak rupiah terpantau melemah hingga 85 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp14.815 per USD.
Sedangkan berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan ke posisi Rp14.887 per USD.
Baca juga: Waduh! Modal Asing Minggat Rp5,28 Triliun dalam Seminggu |
"Dolar AS menguat dipicu oleh pesan yang cenderung hawkish dari para pejabat Fed serta kekhawatiran akan ketegangan geopolitik," kata analis Monex Investindo Futures, Faisyal dalam kajiannya, dilansir Antara.
Pelaku pasar mencerna pesan dari Ketua Fed Jerome Powell pada akhir pekan lalu yang mengatakan dalam memulihkan stabilitas harga akan memakan waktu dan memerlukan penggunaan alat dari bank sentral secara paksa.
Pembuat kebijakan juga menyatakan bahwa dalam memulihkan stabilitas harga kemungkinan akan perlu untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter seperti saat ini untuk beberapa waktu.
Dalam mengikuti pesan dari Powell, Presiden bank Fed Cleveland Loretta Mester juga mengatakan dia akan mendasarkan keputusannya pada apakah akan mendukung kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin ketiga beruntun pada bulan depan pada inflasi AS, bukan laporan tenaga kerja.
Sentimen lain yang mendukung penguatan dolar AS adalah memburuknya ketegangan geopolitik antara AS dengan Tiongkok.
Militer Tiongkok mengatakan pada Minggu, 28 Agustus 2022 mereka memantau pergerakan kapal angkatan laut AS yang berlayar melalui Selat Taiwan dan mempertahankan kewaspadaan tinggi serta siap untuk mengalahkan segala provokasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News