Mengacu data RTI, Rabu, 28 Februari 2024, pergerakan IHSG hari ini positif hingga tutup di level 7.328,63 atau mengalami penguatan sebesar 43,31 poin atau setara 0,59 persen.
Pada perdagangan hari ini, IHSG sempat menyentuh level tertinggi harian di 7.328,73. Sementara untuk level terendah harian di 7.289,25.
Terpantau sebanyak 26,07 miliar saham telah diperdagangkan hari ini dengan total nilai transaksi Rp10,75 triliun.
Hingga penutupan perdagangan, sebanyak 260 saham emiten terpantau menguat. Sedangkan sebanyak 267 saham lainnya melemah dan 246 saham sisanya stagnan.
Gerak positif IHSG pada hari ini berbanding terbalik dengan gerak bursa regional Asia. Tercatat, Nikkei 225 Index mengalami pelemahan 0,08 persen, Hang Seng Index juga melemah 1,51 persen, Shanghai Composite Index melemah 1,91 persen, dan Straits Times Index melemah 0,58 persen.
Baca juga: Bosan Terus-terusan Ambruk, IHSG Akhirnya Siap Raup Cuan Banyak Hari Ini |
Pelaku pasar berhati-hati
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyatakan pelemahan yang terjadi di bursa Asia lebih disebabkan karena sikap pelaku pasar yang lebih berhati-hati jelang rilis data ekonomi Amerika.“Bursa regional Asia melemah, pasar nampaknya berhati-hati menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 29 Februari 2024 waktu setempat, yang dapat memengaruhi prospek suku bunga secara global," sebut Tim riset dilansir Antara, Rabu, 28 Februari 2024.
Selain itu, tekanan lainnya datang dari kabar krisis utang Country Garden Holdings Co. yang memasuki babak baru, setelah pengadilan Hong Kong menerima petisi kreditor untuk melikuidasi pengembang Tiongkok tersebut, sebuah langkah yang menambah tekanan pada pihak yang mangkir untuk mempercepat upaya restrukturisasinya.
Pelaku pasar dikejutkan kembali dari pengembang Cina Country Garden Holding Co. yang mengalami krisis utang, dan Country Garden gagal melakukan pembayaran fasilitas pinjaman berjangka sekitar 1,6 miliar dolar Hong Kong atau setara USD204 juta, ditambah bunga yang masih harus dibayar kepada pemberi pinjaman. Sehingga, hal tersebut akan memberikan pukulan baru terhadap sektor properti Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News