Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan awal pekan ini mengalami pelemahan. Padahal saat perdagangan pagi, mata uang Garuda tersebut sempat menguat walaupun tipis.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 8 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.525 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sembilan poin atau setara 0,06 persen dari posisi Rp15.516 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
"Pada penutupan pasar hari ini, mata uang rupiah ditutup melemah sembilan poin walaupun sebelumnya sempat menguat delapan poin di level Rp15.525 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.516 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.525 per USD. Rupiah melemah 16 poin atau setara 0,10 persen dari Rp15.509 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.522 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah empat poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.518 per USD.
Rasa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia di 2024 semakin meningkat di kalangan pengusaha dan masyarakat, terlebih memasuki tahun politik. Indonesia memiliki orang-orang kapabel yang nantinya bisa menjalankan tugas dalam mengatur perekonomian Indonesia.
"Mereka diproyeksi akan mendukung siapapun presiden yang terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti," tutur Ibrahim.
Kemudian, ada perilaku unik dari para pebisnis atau investor yang ada di Indonesia pada 2024 ini. Mereka akan menjalankan bisnis seperti biasa, dan tidak akan terganggu dengan berlangsungnya pemilu.
"Dan hal yang menarik dalam pemilu kali ini adalah bahwa dunia usaha baik asing maupun konglomerat besar Indonesia tidak menyesuaikan perilaku investasi atau komersialnya karena pemilu," jelas dia.
Selama 25 tahun terakhir, dunia usaha baik di Indonesia maupun asing cenderung berhenti atau berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi besar maupun keputusan komersial menjelang pemilu. Ini disebabkan karena adanya potensi perubahan kebijakan dari pemimpin yang terpilih.
Saat ini inflasi di Indonesia masih terkontrol. Inflasi tercatat berada di angka 2,61 persen berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2023 lalu. Meskipun begitu, inflasi yang dimaksud adalah inflasi secara umum dan berbeda dengan inflasi pangan.
Masyarakat Indonesia lebih peka dan sensitif terhadap inflasi pangan, yang saat ini diproyeksi berada di angka tujuh persen, atau dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibanding inflasi umum.
"Sejumlah capres dalam programnya akan mengutamakan topik ini jika terpilih. Apalagi, inflasi pangan memiliki dampak besar terhadap masyarakat, khususnya kalangan bawah," tutup Ibrahim.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 8 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.525 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sembilan poin atau setara 0,06 persen dari posisi Rp15.516 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
"Pada penutupan pasar hari ini, mata uang rupiah ditutup melemah sembilan poin walaupun sebelumnya sempat menguat delapan poin di level Rp15.525 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.516 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.525 per USD. Rupiah melemah 16 poin atau setara 0,10 persen dari Rp15.509 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.522 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah empat poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.518 per USD.
Baca juga: Rupiah Menguat Tipis Meski Masih Terjebak di Level Rp15.500-an/USD Pagi Ini |
Menatap optimis ekonomi RI di 2024
Rasa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia di 2024 semakin meningkat di kalangan pengusaha dan masyarakat, terlebih memasuki tahun politik. Indonesia memiliki orang-orang kapabel yang nantinya bisa menjalankan tugas dalam mengatur perekonomian Indonesia.
"Mereka diproyeksi akan mendukung siapapun presiden yang terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti," tutur Ibrahim.
Kemudian, ada perilaku unik dari para pebisnis atau investor yang ada di Indonesia pada 2024 ini. Mereka akan menjalankan bisnis seperti biasa, dan tidak akan terganggu dengan berlangsungnya pemilu.
"Dan hal yang menarik dalam pemilu kali ini adalah bahwa dunia usaha baik asing maupun konglomerat besar Indonesia tidak menyesuaikan perilaku investasi atau komersialnya karena pemilu," jelas dia.
Selama 25 tahun terakhir, dunia usaha baik di Indonesia maupun asing cenderung berhenti atau berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi besar maupun keputusan komersial menjelang pemilu. Ini disebabkan karena adanya potensi perubahan kebijakan dari pemimpin yang terpilih.
Saat ini inflasi di Indonesia masih terkontrol. Inflasi tercatat berada di angka 2,61 persen berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2023 lalu. Meskipun begitu, inflasi yang dimaksud adalah inflasi secara umum dan berbeda dengan inflasi pangan.
Masyarakat Indonesia lebih peka dan sensitif terhadap inflasi pangan, yang saat ini diproyeksi berada di angka tujuh persen, atau dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibanding inflasi umum.
"Sejumlah capres dalam programnya akan mengutamakan topik ini jika terpilih. Apalagi, inflasi pangan memiliki dampak besar terhadap masyarakat, khususnya kalangan bawah," tutup Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News