Ilustrasi Gedung OJK. Foto: dok MI/Ramdani.
Ilustrasi Gedung OJK. Foto: dok MI/Ramdani.

Begini Potret Ekonomi Syariah di 2022

Ade Hapsari Lestarini • 02 Juli 2023 16:02
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengeluarkan Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia (LPKSI) dengan tema "Pemberdayaan Eko?sistem Ekonomi Syariah dan Digitalisasi untuk Penguatan Keuangan Syariah dalam Mendukung Ketahanan Ekonomi Nasional".
 
Tema LPKSI 2022 ini merupakan wujud komitmen kuat OJK dalam mendorong ketahanan serta memajukan industri keuangan syariah di Indonesia pada masa pemulihan pascapandemi covid-19.
 
Melansir laman OJK, Minggu, 2 Juli 2023, dalam penyusunan laporan ini, OJK terus menjaga sinergi dan kolaborasi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan RI, dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dalam menyajikan potret industri keuangan syariah ditengah kondisi ekonomi yang beranjak pu?lih sejalan dengan aktivitas masyarakat yang mulai kembali normal.

OJK mencatat, ekonomi Indonesia sepanjang 2022 terpanta?u resilien di tengah berlanjutnya pemulihan ekonomi pascapandemi. PDB Indonesia tumbuh 5,3 persen pada 2022. Ekonomi Indonesia juga didorong oleh positifnya kinerja ekspor Indonesia. Neraca Perdagangan Indonesia mencatatkan net surplus sepanjang 2022 seiring dengan kenaikan harga komoditas global, termasuk pada komoditas ekspor utama Indonesia yaitu batu bara.
 
 
Baca juga: Masyarakat Jawa Barat Paling Banyak Ngutang ke Pinjol, Totalnya Rp13,57 Triliun
 

Ekonomi dan keuangan syariah


Sementara dari sisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia, baik perbankan syariah, pasar modal syariah, maupun Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah telah membuktikan resiliensinya pada strategi adaptasi yang mampu membawa optimisme dalam melewati masa pandemi. Selama 2022, aset industri keuangan syariah telah mencapai Rp2.375,84 triliun meningkat dari 2021 sebesar Rp2.050,44 triliun atau tumbuh 15,87 persen lebih tinggi dari 2021 yang sebesar 13,82 persen year on year (yoy).
 
Selanjutnya, pasar modal syariah yang memiliki porsi terbesar aset keuangan syariah (60,08 persen) mengalami pertumbuhan dengan laju 15,51 persen (yoy) lebih tinggi dari 2021 sebesar 14,83 persen (yoy). Perbankan syariah dengan pangsa pasar 33,77 persen dari keuangan syariah berakselerasi sebesar 15,63 persen (yoy) dibanding 2021 sebesar 13,94 persen (yoy).
 
Sementara itu, IKNB syariah yang memiliki porsi sebesar 6,15 persen dari total aset keuangan syariah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sebesar 20,88 persen (yoy) dibanding 2021 sebesar 3,90 persen (yoy).
 
Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia semakin diperhitungkan di dunia internasional. Di tengah masa pemulihan pascapandemi, Indonesia mampu mempertahankan peringkat ke-3 dalam Islamic Finance Development Indicator 2022. Menjadi salah satu negara terbaik dalam pengelolaan ekonomi dan keuangan syariah.
 
Arah pengembangan sektor keuangan syariah secara umum telah terangkum dalam Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 (RP2SI) dan Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia (RP2I) 2020-2025, Roadmap Pengembangan Industri BPR dan BPRS (RBPR-S) 2021-2025, serta Roadmap Pasar Modal Syariah 2020-2024 (RPMS) bagi sektor pasar modal yang merupakan terjemahan lebih detail dari Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025.
 
?OJK mengharapkan laporan ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi masyarakat luas sekaligus meningkatkan semangat kolaborasi seluruh pihak dalam mendorong pemberdayaan ekosistem ekonomi syariah dan memperkuat keuangan syariah dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional.???
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan