Ilustrasi Rupiah. Foto: MI
Ilustrasi Rupiah. Foto: MI

Rupiah Loyo Tertekan Ketidakpastian Pemilu AS

Annisa ayu artanti • 19 Juli 2024 10:02
Jakarta: Rupiah terpantau kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan akhir pekan. Rupiah kembali menginjak level Rp16.200 per USD.
 
Mengacu laman Bloomberg, Jumat, 19 Juli 2024, rupiah melemah 59,5 poin atau setara dengan 0,37 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin menjadi Rp16.214,5 per USD.
 
Sementara itu, berdasarkan daya Yahoo Finance, pelemahan rupiah pagi ini sebesar 60 poin atau 0,37 persen menjadi Rp16.209 per USD.

Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah masih bertahan di posisi Rp16.149 per USD. Sedangkan untuk kisaran gerak rupiah hari ini akan berkisar Rp16.149 hingga Rp16.209 per USD.
 
Pelemahan rupiah terjadi karena pengaruh dari ketidakpastian mengenai pemilu AS yang terus berlanjut.
 
"Ketidakpastian mengenai pemilu AS terus berlanjut selama sesi AS, mendorong dolar AS dan imbal hasil US Treasury lebih tinggi," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dilansir Antara.
 
Baca juga: Setelah Lompat Ketinggian, Rupiah Kehabisan Tenaga Melawan Dolar AS

Dolar AS menguat

Penguatan dolar AS juga didukung oleh sentimen dari Eropa dan Jepang. European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level 4,25 persen pada pertemuan Juli 2024.
 
Dalam pertemuan tersebut, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan keputusan penurunan suku bunga kebijakan pada September 2024 terbuka lebar, mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga lagi pada 2024.
 
Pernyataannya membuat euro melemah terhadap dolar AS, dan ditutup lebih rendah 0,38 persen hingga 1,09. yen Jepang menjadi salah satu mata uang utama terlemah, terutama karena tingginya permintaan dolar AS di Jepang. Yen Jepang melemah 0,75 persen menjadi 157,37.
 
Sementara rupiah berada di bawah tekanan selama sesi perdagangan Kamis, didorong oleh beralihnya investor ke aset-aset pasar negara berkembang lainnya.
 
Filipina juga memberikan sinyal yang lebih jelas untuk segera menurunkan suku bunga kebijakannya, sehingga membuat aset obligasi mereka relatif lebih menarik.
 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan