Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah ini utamanya disebabkan oleh faktor eksternal. Meskipun Bank Indonesia (BI) sudah berupaya mencegah rupiah jeblok dengan menaikkan suku bunga.
Dalam Rapat Dewan Gubernur BI periode November 2022, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen. Selain mengerek suku bunga acuan, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 6,0 persen.
"Dolar AS rebound karena data ritel AS yang kuat meragukan narasi baru-baru ini bahwa inflasi mundur dan suku bunga AS tidak perlu naik terlalu jauh," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya, Kamis, 17 November 2022.
Pernyataan hawkish dari pejabat Federal Reserve semalam juga meredam harapan untuk pergeseran Fed yang dovish, dengan Presiden Fed San Francisco Mary Daly yang baru-baru ini menjadi salah satu pejabat paling dovish mengatakan jeda tidak memungkinkan.
Sementara Presiden Fed Kansas City Esther George mengatakan pembuat kebijakan harus berhati-hati untuk tidak berhenti terlalu cepat pada kenaikan suku bunga dan menghindari resesi mungkin sulit.
Baca juga: Merosot ke Rp15.662/USD, Upaya BI Kerek Suku Bunga Belum Mampu Selamatkan Rupiah |
Di sisi lain karena memudarnya harapan Tiongkok akan mengurangi pembatasan covid-19 yang lebih luas. Dikarenakan jumlah covid-19 harian Tiongkok tumbuh dengan laju tercepat dalam tujuh bulan terakhir yang terjadi pada minggu ini. Kondisi tersebut mendorong lebih banyak pembatasan oleh pemerintah di pusat keuangan utama.
"Penjualan ritel yang lemah dan data industri yang dirilis awal pekan ini juga menunjukkan ekonomi Tiongkok sekali lagi berjuang dengan langkah-langkah penguncian yang diperbarui," tuturnya.
Di sisi lain, pasar treasury mengindikasikan perlambatan yang diharapkan, dengan obligasi Pemerintah AS 10 tahun menghasilkan 67 basis poin kurang dari obligasi dua tahun dan kesenjangan tersebut mendekati level yang terakhir dicapai pada 2000.
Ibrahim memprediksi, rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar masih mengalami pelemahan. "Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.640 per USD hingga Rp15.700 per USD," tutup dia.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News