Mengutip Antara, Rabu, 2 November 2022, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah 27 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.655 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.628 per USD.
Sementara itu, kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu di tengah ekspektasi Federal Reserve akan memberi sinyal pengetatan yang lebih lambat pada pertemuan mendatang.
Investor secara luas memperkirakan The Fed minggu ini akan menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 75 basis poin (bps) ke kisaran 3,75 persen hingga 4,00 persen. Peningkatan suku bunga tersebut tersebut akan menjadi kenaikan keempat berturut-turut.
Baca: Isu Utama KTT G20, Bahas Krisis Pangan dan Energi |
Tetapi untuk Desember, pasar berjangka dana Fed telah memperkirakan probabilitas 57 persen untuk kenaikan 50 basis poin ditengah pernyataan dari pejabat Fed tentang potensi perlambatan dalam langkah pengetatan.
"Ada beberapa optimisme mungkin ada perubahan dalam bahasa setelah pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu ini yang akan menyiratkan perlambatan bisa datang untuk waktu berikutnya," kata Kepala Penasihat Risiko Valas di Silicon Valley Bank di San Francisco Ivan Asensio.
Sedangkan Bank sentral Inggris (BoE) juga mengadakan rapat minggu ini dan diperkirakan akan memberikan kenaikan 75 basis poin juga. Pedagang kemudian memperkirakan BoE akan melambat dan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember.
Pada perdagangan sore, dolar turun 0,4 persen menjadi 148,2 yen. Poundsterling naik 0,1 persen menjadi 1,1479 dolar setelah turun lebih dari 1,0 persen pada Senin, 31 Oktober 2022. Sedangkan euro beringsut lebih rendah menjadi 0,9878 dolar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News