Mengutip data Bloomberg, Rabu, 24 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.713 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah hingga 76 poin atau setara 0,49 persen dari posisi Rp15.637 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada penutupan pasar hari ini, mata uang rupiah ditutup melemah 76 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 85 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp15.637 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
Sementara itu, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.705 per USD. Rupiah melemah hingga 81 poin atau setara 0,51 persen dari Rp15.624 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.719 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah sebanyak 63 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.656 per USD.
Baca juga: Hampir 'Knock Out', Rupiah Berhasil Tahan Imbang Dolar AS |
Ekonomi nasional masih bergairah
Menurut Ibrahim, para ekonom masih memegang optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 yang diprediksi sebesar 5,0 persen dan pada 2024 berada di kisaran 4,9 persen sampai 5,0 persen.
Terdapat lima sektor yang menjadi pendorong perekonomian di 2023 sebesar 5,0 persen, yakni sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi yang membentuk dua pertiga dari PDB.
Meski demikian, dari lima sektor tersebut, sektor perdagangan mengalami pelemahan. Kemudian, sektor lainnya masih cukup resilien termasuk pertanian, pertambangan, dan manufaktur.
"Memang ada beberapa di luar lima sektor ini yang perlambatannya cukup signifikan terutama di 2023 dan 2024, misalnya di sektor transportasi," terang Ibrahim.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2023 berada pada level 4,94 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 secara tahunan (yoy) menurut lapangan usaha, didorong oleh sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 14,74 persen, jasa lainnya 11,14 persen, dan akomodasi makanan minuman 10,90 persen.
Sementara, menurut pengeluaran pertumbuhan ekonomi secara tahunan di kuartal III-2023, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,06 persen, PMTB 5,77 persen, dan konsumsi LNPRT 6,21 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News