Mengutip data Bloomberg, Selasa, 23 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.637 per USD. Mata uang Garuda tersebut stagnan alias masih sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.
"Pada penutupan pasar hari ini, mata uang rupiah ditutup stagnan walaupun sebelumnya sempat melemah 35 poin di level Rp15.637 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.637 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
Sementara itu, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.635 per USD. Rupiah melemah tipis enam poin atau setara 0,03 persen dari Rp15.629 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.656 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 29 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.627 per USD.
Baca juga: Bisa Naik Turun, Ini Pengaruh Pergerakan Cadangan Devisa |
Cadangan devisa RI di 2024 diperkirakan melandai
Perkembangan cadangan devisa Indonesia pada 2024 akan terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat dan harga komoditas yang diperkirakan melandai.
"Pertumbuhan cadangan devisa penting untuk menjaga ketahanan mata uang rupiah dalam mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro dan sistem keuangan di dalam negeri," ungkap Ibrahim.
Adapun harga minyak mentah pada 2024 diperkirakan akan sedikit menurun sejalan dengan penurunan permintaan konsumsi industri dan energi. Sementara itu untuk produksi batu bara kemungkinan akan melebihi permintaan terutama dengan menurunnya permintaan dari Tiongkok sebagai salah satu konsumen terbesar batu bara global.
Kelemahan ekonomi Tiongkok juga akan ikut memengaruhi harga logam dasar yang tentu akan ikut memengaruhi harga nikel secara umum. Kondisi yang sama juga diproyeksikan pada harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang berpotensi akan mengalami penurunan pada 2024.
Selain itu, kondisi ekonomi global dipengaruhi oleh beberapa kinerja negara-negara utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan juga Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada 2024 diproyeksikan akan sedikit terkoreksi.
"Meskipun demikian, probabilitas resesi di negara tersebut relatif lebih menurun jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu," jelas dia.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan mempunyai sinyal lebih positif pada 2024 jika dibandingkan dengan 2023. Penurunan tingkat inflasi yang lebih cepat terjadi pada tahun lalu dan kondisi tersebut dapat mempercepat kebijakan pelonggaran moneter oleh European Central Bank pada 2024.
Diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar USD146,4 miliar pada akhir Desember 2023, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2023 yang sebesar USD138,1 miliar.
Posisi cadangan devisa di Desember itu setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor dan 6,5 bulan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Capaian cadangan devisa tersebut juga berada di atas standar kecukupan yang disepakati secara internasional yaitu sebesar tiga bulan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News