Rupiah pada Jumat pagi dibuka menguat 75 poin atau 0,51 persen ke posisi Rp14.671 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.746 per USD.
"Dolar AS terus mengalami pelemahan terhadap mata uang lainnya, hal ini tercermin dari terus melemahnya indeks dolar AS (DXY) yang saat ini di kisaran 101," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dilansir Antara, Junat, 14 April 2023.
Pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat (AS), baik dari indeks harga konsumen (IHK) maupun indeks harga produsen (IHP) yang terus menurun.
Baca juga: Gak Redup-Redup, Harga Emas Cling Terus! |
IHP AS untuk permintaan akhir turun 0,5 persen bulan lalu. Dalam 12 bulan hingga Maret, IHP meningkat 2,7 persen. Itu adalah kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Januari 2021 dan mengikuti kenaikan 4,9 persen pada Februari.
Data inflasi IHK AS
Sementara data inflasi IHK AS mencapai 5,0 persen secara tahun ke tahun pada Maret, melemah dari 6,0 persen pada Februari.Rully menuturkan data inflasi yang menurun tersebut memberi harapan tidak lama lagi Bank Sentral AS atau The Fed akan berhenti menaikkan suku bunga.
Sementara dari dalam negeri, pasar masih menunggu data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis pada Senin, 17 April 2023,dengan kemungkinan masih akan surplus cukup tinggi, yakni diperkirakan sekitar USD4,8 miliar.
Ia memprediksi rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp14.685 per USD hingga Rp14.745 per USD.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News