Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Rupiah Ambruk di Tengah Penantian Pasar terhadap Kebijakan The Fed

Husen Miftahudin • 02 November 2022 17:45
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu, 2 November 2022, berada di level Rp15.646 per USD, turun 19 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp15.628 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah utamanya disebabkan oleh penantian para pelaku pasar keuangan terhadap langkah dan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
 
"Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps), pasar akan mengawasi setiap indikasi dari Fed ketika berencana untuk mengurangi nada hawkish-nya," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya, Rabu, 2 November 2022.

Selain itu, lanjutnya, pasar juga fokus pada pandangan The Fed tentang kebijakan moneter, dengan investor berharap untuk potensi pelunakan terhadap sikap hawkishnya. Tetapi bahkan jika Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga yang lebih rendah dari perkiraan dalam beberapa bulan mendatang.
 
Ibrahim juga melirik isu Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda yang mengatakan perubahan pada kebijakan ultra dovish bank dapat dimungkinkan jika inflasi mereda di negara tersebut. Inflasi Jepang saat ini mendekati level tertinggi delapan tahun, dan diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
 
Bank of England juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada Kamis, karena sebagian besar ekonomi di dunia berjuang dengan kenaikan inflasi.
 
"Adanya desas-desus yang tidak berdasar bahwa Tiongkok berencana untuk mengurangi kebijakan ketat nol covid, yang merupakan jantung dari kesengsaraan ekonomi negara itu tahun ini. Namun pejabat pemerintah membantah langkah tersebut," urainya.
 
Baca juga: Lagi-lagi Rupiah Digilas Dolar AS, Hari Ini Ditutup Rp15.646/USD

 
Dari dalam negeri, Ibrahim memandang kebijakan pemerintah yang akomodatif membuahkan hasil yang positif. Salah satunya rilis data PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober 2022 yang tercatat masih berada dalam zona ekspansif sebesar 51,8, laju ekspansif dalam 14 bulan berturut-turut.
 
"Sedangkan, output produksi juga masih dalam tren ekspansif sejalan dengan indikator kapasitas produksi dari hasil survei Bank Indonesia yang naik mendekati level prapandemi pada kuartal ketiga 2022," jelas dia.
 
Menurutnya, aktivitas manufaktur yang konsisten berada pada zona ekspansif menunjukkan tren menguatnya permintaan dalam negeri dan ekspor. Hal ini tentunya patut disyukuri karena terjadi di tengah risiko global yang masih eskalatif.
 
"Kebijakan pemerintah untuk meredam risiko global, terbukti efektif untuk menjaga momentum penguatan pemulihan ekonomi nasional, terus mengoptimalisasi APBN sebagai shock absorber agar dapat mendorong permintaan masyarakat untuk mendukung optimisme di sektor usaha," papar Ibrahim.
 
Ibrahim memprediksi, rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif dan rupiah diprediksi ditutup masih melemah. "Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.630 per USD hingga Rp15.700 per USD," tutup Ibrahim.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan