baca juga: Rupiah Menguat di Tengah Melemahnya Manufaktur AS |
Bloomberg melansir mata uang rupiah melemah 0,09 persen atau 14 bps ke level Rp15.480 per USD pada pembukaan perdagangan Selasa, 28 November 2023. Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah melemah 0,12 persen atau 20 bps menjadi Rp15.469 per USD.
Sementara itu, mata uang dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) seiring beragamnya data pasar perumahan AS. Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,16 persen menjadi 103,2078.
Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) seiring beragamnya data pasar perumahan AS. Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,16 persen menjadi 103,2078.
Data penjualan rumah baru
Biro Sensus Departemen Perdagangan AS mencatat, penjualan rumah baru di AS turun 5,6 persen ke tingkat tahunan penyesuaian musiman sebesar 679 ribu unit pada Oktober. Laju penjualan September direvisi lebih rendah menjadi 719 ribu unit dari yang dilaporkan sebelumnya 759 ribu unit.Harga median penjualan rumah baru yang terjual pada Oktober turun menjadi USD409.300 dari USD422.300 pada bulan sebelumnya dan turun 17,6 persen dari bulan yang sama tahun lalu, serta menjadi level terendah sejak Agustus 2021.
“Kami memperkirakan penjualan rumah baru akan semakin melemah pada sisa tahun ini, namun dengan penurunan suku bunga hipotek baru-baru ini, kami tidak memperkirakan penurunannya akan besar,” kata kepala Ekonom Fannie Mae Doug Duncan dikutip dari Antara, Selasa, 28 November 2023.
Laju imbal hasil pemerintah AS
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bergerak lebih rendah pada Senin, 27 November 2023, karena para pedagang bertaruh bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada paruh pertama tahun depan untuk memberikan dukungan tambahan terhadap perekonomian.Menurut Federal Reserve Bank of Dallas Indeks Manufaktur Fed Dallas turun dari minus 19,2 pada Oktober menjadi minus 19,9 pada November, dibandingkan dengan konsensus analis sebesar minus 17. Indeks Produksi turun dari 5,2 pada Oktober menjadi minus 7,2 pada November, sedangkan Indeks Pesanan Baru turun dari minus 8,8 menjadi minus 20,5.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News