Pertimbangannya antara lain defisit neraca transaksi berjalan. Ia berharap terjadi aliran masuk dana asing ke Indonesia untuk menahan tekanan rupiah, di tengah ekspektasi pasar akan perkembangan ekonomi Tiongkok dan menanti arah kebijakan Amerika terkait keputusan agresif atau melandainya tingkat suku bunga Fed Rate.
"Itu yang nanti akan memengaruhi kurs ke Indonesia," kata Andry, dilansir Mediaindonesia.com, Senin, 11 September 2023.
Apabila The Fed memutuskan kenaikan suku bunga Fed Rate, dan memberi kepastian naiknya untuk yang terakhir kali, ini akan memberi angin segar kepada nilai tukar negara emerging market yang selama ini tertekan oleh menguatnya dolar AS.
Hal lain yang selama ini menyelamatkan nilai tukar rupiah tetap stabil dan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah yang rendah di kisaran enam persen, yaitu berasal dari kekuatan investor dalam negeri, dengan dengan literasi untuk investasi yang relatif lebih baik.
"Tantangan pemerintah adalah mendorong literasi keuangan yang masih di bawah 50 persen," kata Andry.
Baca juga: Ini Maksud BI Sebut Rupiah Masih Terjaga Meski Turun Terus |
Sekuritas Rupiah Bank Indonesia topang stabilitas rupiah
Adanya Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), kata Andry paling tidak akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah dengan masuknya aliran dana segar asing. Sehingga meski ada tekanan terhadap rupiah, namun tidak bisa menekan pelemahan agar rupiah lebih dalam lagi.
"Selama itu dana segar ya," kata Andry.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking menyebut, nilai tukar rupiah per 31 Agustus 2023 melemah sebesar 0,98 persen dibandingkan level akhir Juli 2023. Penyebabnya yaitu peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
"Meski turun bila dibandingkan dengan akhir Juli 2023, nilai tukar rupiah secara year to date (ytd) atau dibandingkan dengan akhir 2022 tetap menguat, yaitu sebesar sebesar 2,22 persen," kata Erwindo.
Kinerja rupiah dinilai lebih baik dibandingkan dengan penguatan nilai tukar rupiah negara kawasan seperti rupee India yang sebesar 0,06 persen (ytd), dan baht Thailand yang terapresiasi sebesar 1,06 persen (ytd), dan peso Filipina yang naik 1,54 persen (ytd).
"Bank Indonesia akan tetap menjaga pergerakan nilai tukar rupiah, seiring dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," kata Erwindo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News