Mengacu data Bloomberg, Kamis, 15 Februari 2024, rupiah melemah 18 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.622,5 per USD.
Sementara data Yahoo Finance menunjukkan rupiah melemah 26 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.615 per USD. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah masih bisa bertahan di level Rp15.500-an yaitu Rp15.589 per USD.
Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan pelemahan rupiah sore ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal. Pelemahan rupiah dipicu oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan.
"Nilai tukar rupiah masih akan terpengaruh dengan sentimen eksternal di mana peluang penurunan suku bunga AS kembali tertahan setelah data inflasinya per Januari 2024 kembali dirilis di atas ekspektasi pasar," kata Reny dilansir Antara, Kamis, 15 Februari 2024.
Reny menuturkan inflasi inti (core inflation) Amerika Serikat (AS) juga tercatat masih tinggi sehingga membuat indeks dolar AS kembali ke level 104-105.
Baca juga: Sukses Bikin Dolar AS Remuk, Rupiah Balik ke Level Rp15.500-an |
Dolar AS tekan rupiah
Penguatan indeks tersebut mengindikasikan dolar AS menguat terhadap mata uang utama (major currencies) dan masih menekan rupiah.Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index) AS naik 3,1 persen dari tahun lalu di Januari, turun dari 3,4 persen di Desember. Namun, pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan para ekonom sebesar 2,9 persen.
Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong dolar dan imbal hasil Treasury AS menghilangkan peluang penurunan suku bunga Federal Reserve pada Maret.
Menurut pendapat analis, pasar keuangan AS sedang menyesuaikan diri dengan tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi dengan jangka waktu lebih lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News