Mata uang rupiah. Foto : MI.
Mata uang rupiah. Foto : MI.

Rupiah Makin Loyo! Parkir di Rp14.989/USD

Arif Wicaksono • 19 September 2022 15:28
Jakarta: Mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS. Rupiah melemah karena potensi kenaikan suku bunga The Fed yang mendorong kenaikan dolar AS. Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk merespons kenaikan suku bunga The Fed.
 
Bloomberg mencatat mata uang rupiah berada pada level Rp14.989 per USD atau melemah 34,5 bps atau 0,23 persen pada penutupan perdagangan Senin, 19 September 2022. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah berada pada level Rp14.988 per USD atau naik 38 bps, setara 0,25 persen.
 
baca juga: Rupiah Takut Menguat, Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Fed 100 Bps Disorot

Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya mengatakan saat ini memang pasar masih lebih fokus kepada The Fed yang kemungkinan menaikkan Fed Fund Rate 75 bps menjadi 3,25 persen dan respons yang akan dilakukan oleh BI.  
 
Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan tetap agresif ketika menaikkan suku bunga acuannya. Investor memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan September ini dengan beberapa peluang kenaikan 100 basis poin.

Dengan kenaikan suku bunga The Fed, lanjut Rully, Bank Indonesia diprediksi juga akan menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reverse Repo Rate.
 
"Kami memperkirakan BI akan menaikkan 25 bps pada RDG pekan ini, sehingga BI7DRR menjadi empat persen," ujar Rully.
 
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 Agustus 2022 lalu memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan alias BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.
 
Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
 
Keputusan tersebut disebut sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.
 
Selain itu kenaikan suku bunga acuan juga dilakukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan