Ilustrasi. FOTO: AFP/Bay Ismoyo
Ilustrasi. FOTO: AFP/Bay Ismoyo

Kurs Rupiah Pagi Melempem di Rp15.595/USD

Angga Bratadharma • 12 Desember 2022 09:54
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Senin pagi atau di awal pekan terpantau melemah ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di posisi Rp15.583 per USD. Mata uang Garuda gagal meredam keperkasaan mata uang Paman Sam di tengah The Fed yang kembali berencana menaikkan suku bunga acuan.
 
Mengutip Bloomberg, Senin, 12 Desember 2022, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan di level Rp15.595 per USD. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.595 hingga Rp15.623 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.585 per USD.
 
Pada akhir pekan lalu,  dolar AS sedikit menguat terhadap mata uang utama lainnya di akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), setelah data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) untuk November datang sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Hal ini memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve sekalipun dengan kecepatan yang lebih lambat. Indeks harga produsen AS (IHP) naik 0,3 persen pada November, di atas konsensus 0,2 persen, untuk kenaikan dalam setahun sebesar 7,4 persen, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan.
Baca: Kemenkop UKM Sebut 30% Infrastruktur Publik untuk UMKM Sudah Terpenuhi

IHP tidak termasuk makanan, energi dan jasa perdagangan naik 0,3 persen, juga melampaui perkiraan pasar. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,03 persen menjadi 104,8100 pada akhir perdagangan.
 

Laporan IHP menunjukkan tren yang mendasari inflasi moderat meningkatkan kekhawatiran di antara para pelaku pasar laporan inflasi harga konsumen minggu depan, yang keluar tepat sebelum keputusan suku bunga Fed Desember, juga bisa mengejutkan.
 
"Itu adalah pembacaan harga yang lebih kuat yang akan membuat pasar berhati-hati pada hasil yang sama minggu depan," kata Kepala Strategi Suku Bunga AS di BMO Capital Markets Ian Lyngen dikutip.
 
Bank sentral AS berada di tengah-tengah siklus kenaikan suku bunga tercepat sejak 1980-an karena mencoba untuk melawan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade meskipun Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bulan lalu bank tersebut dapat mengurangi laju kenaikan suku bunga segera setelah Desember.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan