Baca juga: Luncurkan BlibliFresh, Belanja Jadi Lebih Cepat, dan Mudah! |
“Meski ada sinyal pelemahan belanja konsumen, kami tetap disiplin secara operasional dan menjalankan inisiatif strategis yang berorientasi jangka panjang,” kata Direktur Utama Blibli Kusumo Martanto dalam keteranganya dikutip Minggu 12 Oktober 2025.
Salah satu fokus utama Blibli pada paruh pertama tahun ini adalah memperkuat integrasi pengalaman belanja digital dan fisik. Hingga akhir Juni 2025, perusahaan telah mengoperasikan 223 toko elektronik konsumen di seluruh Indonesia, terdiri atas 122 toko monobrand hasil kolaborasi dengan merek global seperti Samsung, Apple, Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo, serta 101 toko multibrand seperti Blibli Store dan Tukar Tambah.
Dia menambahkan Blibli juga mengelola 58 gerai Ranch Market dan 36 Dekoruma Home & Living Experience Center. Keberadaan jaringan ini mempertegas posisi Blibli sebagai ekosistem omnichannel terbesar di Indonesia.
Kemitraan dengan berbagai merek global menjadi kekuatan utama Blibli. Pada kuartal I 2025, perusahaan dipercaya menjadi mitra utama peluncuran Samsung Galaxy S25 Series, dan pada kuartal II menjadi partner strategis peluncuran iPhone 16 di Indonesia. Kolaborasi ini, menurut manajemen, mencerminkan kepercayaan brand internasional terhadap kemampuan Blibli dalam menghadirkan pengalaman ritel premium di pasar lokal.
Dari sisi rantai pasok, Blibli mengandalkan model Hub & Spoke untuk memastikan proses logistik yang cepat dan efisien. Hingga Juni 2025, Blibli mengoperasikan 13 gudang modern dengan total luas mencapai 200.000 m² dan 19 pusat distribusi (hub) di seluruh Indonesia.
Gudang terbesar di Marunda seluas 100.000 m² dilengkapi teknologi otomasi dan robotik, serta telah mengantongi sertifikasi halal.
Performa logistik juga terbilang solid. Blibli mencatat lebih dari 90% pesanan terpenuhi dalam 24 jam, serta menghadirkan layanan “2-hour delivery” di 40 kota dengan cakupan lebih dari 350.000 SKU. Dua layanan utama turut menopang efisiensi tersebut, yakni Fulfillment by Blibli (FBP) dan Fulfillment at Speed (FAS).
FAS, yang diluncurkan pada 2024, kini mencakup enam layanan: mulai dari pembelian langsung di gudang, online & offline distribution, hingga dukungan pemasaran berbasis data untuk brand mitra.
Blibli juga mengandalkan Best Paket sebagai layanan logistik internal yang kini menjangkau lebih dari 40 kota, serta bekerja sama dengan lebih dari 20 mitra logistik pihak ketiga nasional dan internasional. Untuk pengembalian barang, layanan BlibliCare memberikan kebijakan retur hingga 15–30 hari, didukung oleh 48.000 titik drop-off di 60 kota dan tiga pusat retur utama di Jakarta dan Surabaya.
TPV Blibli Naik
Total Processing Value (TPV) perusahaan pada semester pertama 2025 tercatat mencapai Rp40,2 triliun, naik 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Rp36,4 triliun). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada segmen retail 1P dan toko fisik, yang masing-masing meningkat 33 persen dan 29 persen secara tahunan.Dari sisi kontribusi, segmen retail 3P masih menjadi tulang punggung dengan porsi 68 persen dari total TPV, disusul oleh segmen institusi sebesar 15 persen. Blibli menyebut komposisi ini akan terus membaik seiring strategi penguatan di berbagai kategori produk.
Salah satu sorotan dalam laporan ini adalah pertumbuhan pesat pada kategori gaya hidup yang naik hampir empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Produk fesyen, olahraga, dan kesehatan menjadi penyumbang terbesar berkat strategi promosi agresif.
“Kategori gaya hidup kini menjadi penyumbang 25 persen dari TPV segmen retail 3P,” jelas Kusumo Martanto.
Selain mendorong pertumbuhan transaksi, kategori ini juga berperan penting dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. Jumlah pengguna aktif transaksi di segmen retail juga mencatat kenaikan 5 persen, dari 3,3 juta menjadi 3,5 juta pengguna, dengan rata-rata belanja per pengguna naik 4 persen menjadi Rp8,8 juta.
Di segmen institusi, rata-rata belanja klien melonjak 21 persen menjadi Rp5,1 juta, sementara tingkat monetisasi meningkat dari 49 persen di semester I 2024 menjadi 56 persen di periode ini.
Pendapatan konsolidasi perusahaan tumbuh di seluruh segmen, terutama didorong oleh penjualan smartphone, pertumbuhan fintech & OTA, serta ekspansi toko fisik di lini elektronik konsumen.
Laba bruto konsolidasi mencapai Rp3,5 triliun, naik dua digit dibanding tahun lalu. Combined take rate meningkat dari 6,5 persen menjadi 8,6 persen, menghasilkan kenaikan laba bruto sebesar 15 persen menjadi Rp1,86 triliun, dengan margin bruto 18,5 persen. Perusahaan juga mencatat peningkatan efisiensi signifikan pada struktur biaya. Rasio biaya operasional terhadap TPV turun menjadi 7,2 persen, didorong efisiensi pada beban pemasaran, periklanan, dan operasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id