Mata uang rupiah. Foto : AFP.
Mata uang rupiah. Foto : AFP.

Rupiah Dibuka Tertekan Setelah Inflasi Melemah

Arif Wicaksono • 02 Agustus 2024 10:02
Jakarta: Pada pembukaan perdagangan hari ini laju rupiah masih melemah setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan yang semakin menurun.
 
baca juga: Dapat Vitamin Pernyataan Powell, Rupiah Berhasil Ungguli Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, 2 Agustus 2024, tergelincir 38 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.275 per USD dari sebelumnya sebesar Rp16.237 per USD.
 
Di sisi lain, BPS melaporkan inflasi tahunan pada Juli 2024 sebesar 2,13 persen  atau turun dari bulan sebelumnya sebesar 2,51 persen. Tingkat inflasi tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2022. Sementara, secara bulanan Indonesia tercatat deflasi 0,18 persen pada Juli 2024.
 
Deflasi tersebut lebih dalam dibandingkan bulan Juni 2024 sebesar 0,08 persen. Daya beli masyarakat yang turun juga tercermin dari indeks PMI manufaktur berada di level kontraksi pada periode Juli 2024. Sementara, Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi tahunan pada 2024 berada di kisaran 1,5 hingga 3,5 persen.

Investor mencerna komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang menyatakan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan September akan segera dilakukan, bersamaan dengan lonjakan klaim pengangguran AS.
 
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun diperdagangkan pada 3,981 persen , mencapai level terendah sejak 2 Februari. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 2 tahun turun menjadi 4,156 persen ..
 
Imbal hasil turun pada Rabu setelah Powell mengisyaratkan pemotongan suku bunga pada September menyusul pertemuan bank sentral pada Juli.
 
Powell menambahkan Fed akan mempertimbangkan data ekonomi, ekspektasi, dan risiko di samping inflasi dan sinyal pasar tenaga kerja, dan menanggapinya dengan tepat.
 
"Bergantung pada faktor-faktor ini pengurangan suku bunga kebijakan kami dapat segera dilakukan pada pertemuan berikutnya di bulan September," katanya.

Kondisi ekonomi AS memburuk

Klaim pengangguran awal AS melonjak menjadi 249.000 untuk minggu yang berakhir pada 27 Juli 2024, jauh di atas perkiraan Dow Jones sebesar 235.000. Klaim berkelanjutan juga naik ke level tertinggi sejak November 2021.
 
Selain itu, indeks manufaktur ISM berada di angka 46,8. Angka tersebut jauh di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 48,9. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas ekonomi untuk sektor tersebut.
 
“Kekurangan ISM hanyalah tanda terbaru dari kondisi pertumbuhan domestik yang mendingin, dan tanda lain Fed seharusnya memulai siklus pemangkasan kemarin alih-alih menunggu hingga September,” tulis Ekonom Vital Knowledge Adam Crisafulli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan