Mengutip data Bloomberg, Senin, 29 Juli 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.281 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 20 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp16.301 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 20 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 30 poin di level Rp16.281 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.301 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.275 per USD. Rupiah menguat tipis sembilan poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.284 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.286 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik tipis delapan poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.294 per USD.
Baca juga: Cerah di Awal Pekan, Rupiah Mulai Berani 'Sikut' Dolar AS |
Ekonomi Indonesia tumbuh stabil
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun ini diperkirakan hanya akan bergerak stabil di level 5,1 persen. Adapun pada kuartal I-2024 ekonomi Indonesia tumbuh 5,11 persen.
"Ekspansi fiskal yang kuat, pembelanjaan terkait pemilu, dan investasi kemungkinan besar akan menjaga pertumbuhan PDB di atas 5,0 persen tahun ini," ungkap Ibrahim.
Menurut dia, momentum yang mendorong perekonomian RI akan sedikit berkurang di semester II-2024. Hal ini dikarenakan adanya rebound pada daya beli konsumen dan memudarnya dampak belanja pemilu.
Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,9 persen yoy pada kuartal pertama, atau masih di bawah rata-rata periode sebelum covid-19, yakni sebesar 5,0 persen.
"Kami berpendapat bahwa lambatnya penciptaan lapangan kerja di sektor formal dapat mengurangi peningkatan konsumsi pada semester kedua," tutur dia.
Perluasan industri yang memberikan nilai tambah dan lapangan kerja di sektor formal, serta penurunan inflasi pangan mungkin diperlukan untuk meningkatkan daya beli konsumen, terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah hingga menengah.
Selain itu, sektor pengolahan mineral dengan intensitas permodalan yang tinggi saat ini masih merupakan target utama penanaman modal asing. Permintaan eksternal dapat dipertahankan di tengah membaiknya ekspor logam dan kuatnya permintaan komoditas utama Indonesia, termasuk batu bara, minyak sawit, serta minyak dan gas.
Bank Dunia akan mempertahankan perkiraan inflasi rata-rata 2024 sebesar 2,9 persen yoy, meskipun rupiah melemah, inflasi rata-rata adalah 2,8 persen yoy di semester I-2024.
"Meredanya inflasi pangan karena membaiknya kondisi cuaca dan stabilnya harga energi bersubsidi akan mengimbangi kenaikan inflasi inti," terang Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News