Mengacu data Bloomberg, rabu, 23 Oktober 2024 rupiah melemah 59,5 poin atau 0,38 persen pada sore ini menjadi Rp15.626,5 per USD.
Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 61 poin atau 0,39 persen menjadi Rp15.615 per USD.
Melansir Antara, merosot rupiah ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik yang masih berlangsung di Timur Tengah.
“Geopolitik juga mendukung dolar AS karena dolar AS adalah mata uang safe haven dimana geopolitik yang memanas membawa aliran menuju ke mata uang safe haven dunia," kata analis Finex Brahmantya Himawan.
Baca juga: Imbal Hasil Obligasi AS Bikin Rupiah Sulit Menguat |
Meski rupiah sempat mendapatkan dampak positif setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Prawbobo Subianto dan GIbran Raka Buming Raka, namun, menurut Brahmantya, penguatan dolar AS terjadi lebih karena naiknya imbal hasil obligasi Treasury AS yang melonjak lebih dari sepuluh basis poin.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sebesar 4,192 persen. Hal itu memberi dorongan pada penguatan mother currency yaitu dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed juga diperkirakan akan memangkas 25 basis poin (bps) lagi pada pertemuan Fed berikutnya.
Namun, hal tersebut kemungkinan besar masih dipertimbangkan melihat kondisi pasar tenaga kerja terbaru yang dapat mempengaruhi besaran pemangkasan suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News