Jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah sebanyak 1.216.404.000 saham yang merepresentasikan 20 persen kepemilikan NICE dengan harga penawaran Rp438 per lembar saham, sehingga nilai IPO NICE adalah Rp532,78 miliar, dengan kapitalisasi pasar saham NICE mencapai Rp2,66 triliun.
Selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 15,72 kali. Besarnya minat terhadap saham NICE mengindikasikan investor publik merespons positif potensi kinerja perusahaan ke depannya.
"Kami bersyukur IPO NICE dapat berjalan dengan lancar dan sukses berkat dukungan dari manajemen, karyawan, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, investor pasar modal, serta arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia," ucap Presiden Direktur NICE Stevano Rizki Adranacus kepada wartawan di Jakarta, Sealsa, 9 Januari 2024.
Baca juga: Yakin Capai 1.000 Emiten di 2024, BEI: Tinggal 97 Perusahaan Lagi Nih! |
Ditetapkan sebagai efek syariah
Saham NICE juga telah mendapatkan penetapan sebagai Efek Syariah. OJK menerbitkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: KEP-89/PM.02/2023 tentang Penetapan Saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk sebagai Efek Syariah. PT KB Valbury Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas menjadi penjamin pelaksana efek.
Setelah tercatat di BEI, NICE juga akan memulai fase baru dengan masuknya LX International Corp sebagai pemegang saham pengendali NICE yang baru (melalui PT Energy Battery Indonesia). LX International Corp akan memiliki 60 persen saham NICE dengan harga perolehan sama dengan harga IPO.
Hadirnya PT LX International Corp merupakan strategi untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui pengelolaan sumber daya perusahaan dalam ekosistem dan rantai pasok industri pengolahan nikel dan baterai kendaraan listrik.
IPO NICE dan dukungan dari LX International Corp sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung rencana jangka panjang Indonesia terkait hilirisasi industri nikel, dan berpartisipasi dalam inisiatif global ESG.
"Perusahaan berharap NICE sebagai perusahaan publik akan berperan dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia," tutup Stevano.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News