Mengutip data Bloomberg, Selasa, 9 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.520 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat lima poin atau setara 0,04 persen dari posisi Rp15.525 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
"Pada penutupan pasar hari ini, mata uang rupiah ditutup menguat lima poin walaupun sebelumnya sempat menguat 15 poin di level Rp15.520 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.525 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance malah menunjukkan rupiah tidak mengalami perubahan sama sekali. Rupiah pada penutupan perdagangan hari ini berada di level sama seperti kemarin, yakni pada Rp15.520 per USD.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.518 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat empat poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.522 per USD.
Baca juga: Pagi Ini Rupiah Gagah, Menguat di Level Rp15.511 per USD |
Cadangan devisa RI melonjak
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia di 2023 mencapai USD146,4 miliar, melonjak USD8,3 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2023 sebesar USD138,1 miliar.
Menurut Ibrahim, peningkatan cadangan devisa tersebut sejalan dengan sentimen pasar terkait prospek penurunan suku bunga dari bank sentral global terutama The Fed yang berdampak terhadap penguatan Rupiah sebesar 0,73 persen secara bulanan (mtm) atau 1,10 persen secara year to date (ytd) menjadi Rp15.396 per USD.
Setelah siklus kenaikan suku bunga yang agresif sejak awal 2022, pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal pertama 2024, sejalan dengan penurunan inflasi secara bertahap dan indikasi soft landing di AS.
"Di sisi lain, ekonomi AS tumbuh secara tahunan sebesar 4,9 persen pada kuartal ketiga 2023, lebih rendah dari 5,2 persen pada perkiraan kedua. Oleh karena itu, sentimen tersebut telah memberikan dampak positif bagi pasar keuangan domestik," ucap Ibrahim.
Sebagai informasi, selama Desember 2023, net inflow asing di pasar saham dan obligasi masing-masing tercatat sebesar Rp7,7 triliun dan Rp8,2 triliun. Imbal hasil 10 tahun pemerintah Indonesia juga turun sebesar 19,0 bps month to date (mtd) menjadi 6,52 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News