Ilustrasi dana asing dalam bentuk dolar AS - - Foto: dok AFP.
Ilustrasi dana asing dalam bentuk dolar AS - - Foto: dok AFP.

Dana Asing Minggat dari RI selama Seminggu, Totalnya hampir Rp5 Triliun

Husen Miftahudin • 02 November 2024 14:12
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Berdasarkan data transaksi pada 28-31 Oktober 2024, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp4,86 triliun.
 
Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat pulang kampung sebanyak Rp3,95 triliun.
 
Begitu pula di pasar saham yang kabur dari Indonesia sebesar Rp2,53 triliun. Untungnya di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) modal asing menyerbu sebanyak Rp1,63 triliun.

"Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 31 Oktober 2024, nonresiden tercatat beli neto (inflow) sebesar Rp39,91 triliun di pasar saham, Rp43,51 triliun di pasar SBN, dan Rp200,00 triliun di SRBI," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 2 November 2024.
 
Sementara berdasarkan data pada semester II-2024 hingga 31 Oktober 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp39,57 triliun di pasar saham, Rp77,47 triliun di pasar SBN, dan Rp69,65 triliun di SRBI.
 
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 68,69 basis poin (bps) per 31 Oktober 2024 dari 67,80 bps per 25 Oktober 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
 
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
 
Baca juga: Rupiah Masih Tak Sanggup Lawan Kedigdayaan Dolar AS hingga Jumat Sore
 

Rupiah masih tak sanggup lawan dolar AS


Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik turut membuat nilai tukar rupiah takluk terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah masih tak sanggup melawan kedigdayaan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
 
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 1 November 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.732 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 34 poin atau setara 0,22 persen dari posisi Rp15.698 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.714 per USD. Rupiah melemah 25 poin atau setara 0,16 persen dari Rp15.689 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.723 per USD. Mata uang Garuda tersebut tergelincir 17 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.705 per USD.
 
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tegas Ramdan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan