Mengutip data Bloomberg, Jumat, 1 November 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.732 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 34 poin atau setara 0,22 persen dari posisi Rp15.698 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan akhir pekan, mata uang rupiah ditutup melemah 34 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp15.732 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.698 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.714 per USD. Rupiah melemah 25 poin atau setara 0,16 persen dari Rp15.689 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.723 per USD. Mata uang Garuda tersebut tergelincir 17 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.705 per USD.
Baca juga: Rupiah Jumat Pagi Dibuka Ambles |
Indonesia akhirnya alami inflasi
Indonesia pada Oktober 2024 mencatat inflasi sebesar 1,71 persen secara tahunan (yoy) dan 0,08 persen secara bulanan (mtm), mengakhiri tren deflasi lima bulan beruntun. Indeks harga konsumen (IHK) naik ke level 106,01 pada Oktober 2024, dari 105,93 pada September 2024.
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 persen dan memberikan andil inflasi 0,06 persen. Sementara itu, komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebsar 0,06 persen.
Sebelumnya, berdasarkan konsensus ekonom yang terhimpun Bloomberg meyakini IHK yang dirilis BPS akan mulai mencatatkan inflasi secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy). Dari 31 ekonom, nilai tengah proyeksi inflasi tahunan pada Oktober 2024 adalah 1,66 persen (yoy).
Angka tersebut lebih rendah dari posisi September 2024 yang sebesar 1,84 persen. Proyeksi terendah inflasi tahunan periode tersebut adalah 1,46 persen (yoy), sedangkan tertinggi sebesar 1,8 persen. Dengan demikian, tidak ada satu pun ekonom yang memprediksikan inflasi tahunan lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
"Melihat secara bulanan, nilai tengah proyeksi IHK Oktober 2024 memang mencatatkan inflasi tipis di angka 0,03 persen (mtm). Meski demikian, terdapat sejumlah ekonom yang tergabung dalam konsensus tersebut meramalkan deflasi masih akan terjadi," papar Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News