Ilustrasi. Foto: AFP/Adek Berry.
Ilustrasi. Foto: AFP/Adek Berry.

Rupiah Jumat Pagi Dibuka Ambles

Husen Miftahudin • 01 November 2024 10:11
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan menjelang akhir pekan ini mengalami pelemahan, setelah sempat menguat tipis kemarin.
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 1 November 2024, rupiah hingga pukul 10.00 WIB berada di level Rp15.714 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 16 poin atau setara 0,10 persen dari Rp15.698 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp15.714 per USD, melemah 25 poin atau setara 0,15 persen dari Rp15.689 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan ditutup melemah.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.680 per USD hingga Rp15.740 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Baca juga: Rupiah Meningkat Seiring Pelaku Pasar Tunggu Data Inflasi AS
 

Target ekonomi Prabowo ketinggian


Menurut Ibrahim, gonjang-ganjing tentang pertumbuhan ekonomi era Prabowo-Gibran sebesar delapan persen, membuat polemik di pasar. Karena IMF sendiri hanya memasang target pertumbuhan ekonomi periode Prabowo-Gibran hanya di 5,2 persen.
 
"Apalagi saat ini tensi geopolitik begitu dominan serta melambatnya ekonomi Tiongkok," ungkap Ibrahim.
 
Namun pemerintah sendiri merasa optimis, dengan angka tersebut membuat Kabinet Merah Putih bekerja keras agar bisa mencapai target tersebut dan bukan hal yang mustahil untuk dicapai.
 
"Kalau kita lihat kebelakang, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi di angka delapan persen. Pada 1995 bahkan pertumbuhan ekonomi RI mencapai 8,2 persen," terang dia.
 
Agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di level delapan persen, jelas Ibrahim, Indonesia bisa belajar dari berbagai capaian dan situasi perkembangan perekonomian dunia yang hari ini belum kembali normal masih terdapat dampak dari long covid-19.
 
Pertumbuhan ekonomi dunia belum kembali seperti era sebelum covid-19, sekarang masih rata-rata di angka tiga persen.
 
"Untuk itu, pemerintah harus menggali potensi sumber ekonomi baru, seperti, adaptasi teknologi dan inovasi agar RI bisa lolos dari jebakan middle income trap. Dan bisa mencapai pendapatan di atas pendapatan menengah," kata Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan