"Pasalnya, transmisi dari persepsi dan psikologi bisa menimbulkan situasi yang cukup signifikan bagi sektor keuangan seperti yang kita lihat di AS," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2023, dilansir Antara, Selasa, 14 Maret 2023.
Oleh karena itu, Menkeu berharap Negeri Paman Sam bisa segera menstabilkan sektor keuangannya karena akan memengaruhi perekonomian global. Apalagi saat ini arah kebijakan Bank Sentral AS, The Fed masih akan hawkish lantaran kondisi inflasi AS yang masih tinggi.
Adapun SVB sebenarnya merupakan bank regional dengan aset yang relatif kecil di AS, yakni hanya USD200 miliar, dibandingkan dengan jumlah aset perbankan AS yang bisa mencapai USD1,3 kuadriliun.
Baca juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Dampaknya Sistemik? |
Kendati begitu, ia menilai bank tersebut mampu memberikan guncangan yang signifikan dari sisi kepercayaan deposan di AS, sehingga menjadi suatu pelajaran yang perlu untuk dicermati sebuah bank kecil dalam posisi tertentu bisa menimbulkan persepsi sistemik.
Lantaran telah menggoyang seluruh kepercayaan sektor keuangan AS, Pemerintah Amerika yang pada awalnya tidak memberikan dana talangan atau bailout pun memutuskan untuk melakukan bailout, sehingga menjamin seluruh deposito SVB.
"Dalam hal ini Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) memberikan kepastian untuk penyelamatan dari deposan, baik yang diasuransikan (insured) maupun yang tidak diasuransikan (non-insured)," tuturnya.
Analisis jatuhnya SVB
Sri Mulyani mengungkapkan sejauh ini terdapat beberapa analisis awal yang muncul sebagai penyebab runtuhnya SVB, yakni kinerja perusahaan rintisan (startup) yang menurun pada 2022, sehingga menyebabkan anjloknya kredit SVB, yang merupakan bank khusus pemberi pendanaan kepada perusahaan rintisan.Analisis lainnya yakni SVB mengalami kenaikan deposito lebih dari tiga kali lipat hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, sedangkan penyaluran kredit tertahan karena kinerja perusahaan rintisan dan menyebabkan neraca keuangan SVB tertekan.
"Akibat tingginya deposito SVB, dana yang terkumpul tersebut dibelikan surat berharga negara AS jangka panjang yang mengalami penurunan nilai karena kenaikan suku bunga Fed," jelas Menkeu.
Meskipun demikian, dirinya menyebutkan banyak pihak yang mengatakan penutupan SVB kini tidak akan seperti kondisi bangkrutnya salah satu perusahaan terbesar di AS, Lehman Brothers pada 2008 yang menyebabkan krisis ekonomi global.
Kala itu, Lehman Brothers bangkrut karena kredit macet yang terjadi pada perusahaan properti dan real estat di Negeri Paman Sam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News