Mengacu data Bloomberg, Rabu, 9 Agustus 2023, pada pembukaan perdagangan pagi, rupiah sempat berada di posisi Rp15.217 per USD. Kemudian pada penutupan sore menguat 28 poin atau 0,18 persen menuju Rp15.189,5 per USD.
Sementara mengacu data Yahoo Finance, rupiah juga terpantau menguat di level Rp15.190 per USD, naik 35 poin atau 0,22 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp15.225 per USD.
Baca juga: Rupiah Sore Merekah di Rp15.217/USD |
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan rupiah dipicu oleh beberapa faktor eksternal.
Pertama, inflasi indeks harga konsumen (CPI) Tiongkok yang menyusut 0,3 persen dalam 12 bulan hingga Juli. Angka ini merupakan kontraksi pertama dalam hampir dua tahun.
Pejabat Tiongkok mengatakan penurunan tersebut hanya bersifat sementara, data tersebut masih mengisyaratkan memburuknya kondisi ekonomi di negara tersebut.
Selain itu, pejabat The Fed menyarankan bank sentral untuk berhenti sejenak. Otomatis hal itu menyebabkan dolar AS turun.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker menyarankan suku bunga sudah cukup tinggi, menggemakan pandangan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic.
Pesannya itu pun jauh dari pernyataan Gubernur Fed Michelle Bowman yang mengatakan kemungkinan kenaikan lebih lanjut.
Lalu, Ketua Fed Jerome Powell memperjelas bank sentral sedang mengamati dengan cermat data ekonomi yang akan datang untuk panduan menjelang pertemuan Fed September.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat direntang Rp15.160-Rp15.230 per USD," ucap Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News