Mengutip Bloomberg, Kamis, 13 Oktober 2022, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat tipis di level Rp15.352 per USD. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.340 hingga Rp15.352 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.290 per USD.
Sementara itu, dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu karena pelaku pasar mencerna risalah pertemuan terbaru Federal Reserve (Fed) dan data ekonomi yang menunjukkan inflasi masih berlanjut di Amerika Serikat.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,09 persen menjadi 113,3200. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD0,9699 dibandingkan dengan USD0,9712 di sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,1092 dibandingkan dengan USD1,1025 di sesi sebelumnya.
Baca: Kampanye Politik 2023 Beri Dampak Positif ke Ekonomi RI, Tapi... |
Dolar Australia naik menjadi USD0,6275 dibandingkan dengan USD0,6267. Dolar AS dibeli 146,88 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 145,85 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9982 franc Swiss dari 0,9976 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3824 dolar Kanada dari 1,3812 dolar Kanada.
Reaksi pasar di atas muncul setelah risalah pertemuan The Fed September yang dirilis menunjukkan bahwa pembuat kebijakan menyatakan keprihatinan atas persistensi inflasi yang tinggi, dan banyak yang lebih khawatir melakukan terlalu sedikit tindakan untuk mengendalikan inflasi daripada terlalu banyak.
Sebelumnya Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen (IHP), ukuran harga yang diperoleh bisnis AS untuk barang dan jasa yang mereka hasilkan, tumbuh 0,4 persen pada September, lebih tinggi dari perkiraan pasar untuk kenaikan 0,2 persen.
Data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan terus agresif menaikkan suku bunga, sehingga terus mengangkat dolar lebih tinggi. Setelah data indeks harga produsen dirilis, greenback naik setinggi 146,98 yen, terkuat sejak Agustus 1998 atau tertinggi baru dalam 20 tahun.
Jepang melakukan intervensi pembelian yen pertamanya sejak 1998 pada 22 September, ketika dolar berada di 145,90 yen. Dolar memangkas kenaikan setelah risalah dari pertemuan Fed terakhir menunjukkan beberapa nada dovish. Beberapa peserta mencatat pentingnya mengkalibrasi laju pengetatan lebih lanjut untuk mengurangi risiko pada ekonomi AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News