Hal itu diketahui dari survei Indodax. Sebanyak 63,45 persen partisipan mengaku jika alasan utama terjun ke dunia kripto adalah untuk berinvestasi jangka panjang, sementara 37,76 persen mengaku untuk berinvestasi namun jangka pendek.
“Tak hanya itu, 12,2 persen partisipan mengaku jika menambah dan memperkaya aset dalam berinvestasi juga menjadi alasan utama untuk terjun ke dunia kripto,” kata CEO Indodax Oscar Darmawan dilansir Antara, Selasa, 20 Februari 2024.
Menurutnya, promosi yang menarik juga memainkan peran krusial, dengan 5,8 persen partisipan mengakui keterlibatan mereka dalam dunia kripto karena penawaran promosi yang menarik.
Oscar menyampaikan, survei itu juga menggali alasan masyarakat masuk ke pasar kripto. Indodax juga mencari tahu preferensi masyarakat akan platform kripto yang mereka percaya.
Baca juga: Ini Kebiasan Unik Investor Kripto di Indonesia, Nomor 3 Paling Gak Nyangka! |
Menurut hasil survei, 59 persen partisipan menekankan pentingnya memilih aplikasi yang aman dan terpercaya untuk investasi kripto.
Di samping itu, 28,5 persen partisipan lebih memilih aplikasi yang berbahasa Indonesia.
Kelengkapan fitur juga ternyata menjadi penentu seseorang dalam memilih aplikasi apa yang akan digunakan. Sebanyak 23,2 persen partisipan menyoroti fitur-fitur yang tersedia dalam aplikasi.
Sebelum memilih aplikasi investasi kripto, sebanyak 29,1 persen partisipan biasanya menanyakan ulasan dan testimoni kepada teman atau kerabat terdekat mereka secara langsung.
Sementara itu, 27,5 persen partisipan lebih memilih melihat ulasan dan testimoni melalui media sosial. Selain itu, 14.8 persen partisipan mengaku melihat ulasan dari komunitas kripto.
Lebih lanjut, Oscar menjelaskan dalam hasil survei, sebanyak 47.6 persen partisipan memilih media sosial TikTok sebagai sumber informasi terkait investasi kripto.
Sementara 25,2 persen partisipan lebih memilih media sosial Instagram untuk mencari informasi seputar industri kripto. Selain Tiktok dan Instagram, ternyata 12,7 persen responden memilih media sosial Facebook sebagai alat untuk mencari informasi dan 9,3 persen memilih media sosial YouTube.
Berdasarkan hasil survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai strategi yang dapat diimplementasikan untuk memperluas pemahaman dan edukasi mengenai kripto di Indonesia.
"Hasil survei ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia kini telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya bertransaksi melalui aplikasi yang aman dan terpercaya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News