Presiden Direktur (Presdir) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. Foto: MI.
Presiden Direktur (Presdir) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. Foto: MI.

Bos BCA: The Fed Kemungkinan Tak Turunkan Suku Bunga di Juni

Antara • 23 April 2024 10:03
Jakarta: Presiden Direktur (Presdir) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dalam waktu dekat.
 
baca juga: Terus Naik, Harga Emas Terkerek Spekulasi Suku Bunga The Fed

"Kalau dilihat higher for longer, saya percaya paling tidak, tahun ini (penurunan suku bunga The Fed) tidak terjadi dalam waktu singkat. Mei atau Juni itu mereka tak akan menurunkan suku bunga," kata Jahja, dilansir Antara, Selasa, 23 April 2024.
 
Jahja mengatakan skenario suku bunga tinggi dalam jangka waktu panjang atau higher for longer lebih memungkinkan terjadi mengingat ekonomi AS saat ini cukup baik dengan tingkat pengangguran (unemployment) yang terkendali meskipun inflasi masih belum mencapai target dua persen.
 
"Jadi mereka (AS) mungkin tahun ini pun akan menunggu, apakah Desember atau bahkan bisa lebih ekstrem tahun depan baru mulai menurunkan suku bunga," ujar dia.

Tekanan suku bunga

Selain itu, Jahja juga mengingatkan AS akan menghadapi dilema mengingat Treasury Amerika Serikat (AS) senilai sekitar USD7 triliun jatuh tempo pada tahun ini. Hal itu dinilai menambah tekanan pada suku bunga.

"Kalau bunga atau kupon yang ditawarkan tidak terlalu menarik, ini bisa jadi pertanyaan juga nanti siapa yang akan membeli treasury bills itu. Ini juga salah satu dilema yang akan dihadapi oleh Amerika," kata dia.
 
Jahja mengatakan suku bunga The Fed yang dipertahankan di level tinggi tidak hanya dapat berdampak bagi Indonesia melainkan juga dunia. Negara-negara lain, imbuh dia, juga akan berat untuk menurunkan suku bunga apabila The Fed masih tetap mempertahankan di level 5,25-5,50 persen.
 
"Akan berisiko kalau suku bunga AS tetap tidak turun, negara lain yang turunkan bunga akan memperlemah currency-nya. Kecuali mereka memiliki strategi dagang dengan ekspor yang lebih besar," kata Jahja.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan