Mengacu data Bloomberg, Senin, 12 Agustus 2024, rupiah melemah 25,5 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.950 per USD.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance rupiah melemah 35 poin atau setara dengan 0,16 persen dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu menjadi Rp15.944 per USD.
Pada penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp15.919 per USD.
Baca juga: Ini Penyebab Laju Rupiah Kembali Menguat |
Sinyal kuat pemangkasan suku bunga AS
Melansir Antara, rupiah tergelincir dipengaruhi sinyal kuat pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS)."Reaksi pasar terhadap pernyataan Jerome Powel pekan lalu memberikan isyarat kuat pemangkasan suku bunga, Powell mengatakan jika inflasi bergerak turun, kurang lebih sesuai dengan ekspektasi," kata analis Finex, Brahmantya Himawan
Namun, ambruknya pasar tenaga kerja yang dirilis pada Jumat pekan lalu yaitu angka NFP memberikan isyarat perlambatan ekonomi AS yang memberi kegundahan investor mengenai jalur resesi perekonomian AS.
Pasar telah sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pada September 2024 selama beberapa waktu, dengan Ketua bank sentral AS atau The Fed Jerome Powell mengatakan para pengambil kebijakan tidak mempertimbangkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) saat ini.
Hal tersebut memberi kabar baik bagi rupiah untuk mendapatkan dorongan penguatan atas dominasi dolar AS.
Brahmantya menuturkan pemangkasan suku bunga AS pada pertemuan Fed September, akan memiliki dua dampak yakni soft landing maupun hard landing, namun pemotongan suku bunga pada September akan memberi skenario jelas bahwa rupiah berada dalam jalur penguatan melawan dominasi dolar AS.
Oleh karena itu, ia memperkirakan pada perdagangan hari ini rupiah berpotensi menguat hingga Rp15.850 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News