Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.
Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Lompat hingga Tembus Rp15.200-an Berkat Pemangkasan Suku Bunga

Husen Miftahudin • 19 September 2024 16:38
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan.
 
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 19 September 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.239 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 96 poin atau setara 0,63 persen dari posisi Rp15.335 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 96 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 105 poin di level Rp15.239 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.335 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp15.232 per USD. Rupiah menguat sebanyak 97 poin atau setara 0,63 persen dari Rp15.329 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.287 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 63 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.350 per USD.
 
Baca juga: Akhirnya! BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 6%
 

Suku bunga Fed dan BI-Rate disunat


Ibrahim mengungkapkan, kenaikan tajam kurs rupiah terhadap dolar AS terjadi karena pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dan The Fed.
 
BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan dari level 6,25 persen menjadi 6,00 persen. Keputusan BI tersebut dinilai berani, taktis dan antisipatif (preemptive) untuk menopang penguatan ekonomi di tengah indikasi melemahnya sejumlah sendi-sendi perekonomian.
 
Melemahnya sendi perekonomian tersebut terindikasi dari deflasi empat bulan berturut-turut, angka PMI manufaktur di bawah ambang batas normal 50 selama dua bulan terakhir, indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen menurun, serta angka pengangguran terus mendaki setiap bulannya
 
"Keputusan menurunkan suku bunga acuan ini menjadi bukti bahwa BI tak sekadar mengekor pada bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. BI berani mendahului The Fed yang baru akan memutuskan menahan atau menurunkan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) pada pertemuan 20-21 September 2024," jelas Ibrahim.
 
Dengan penurunan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,0 persen yang dinilai tepat waktu dan tujuan ini, diharapkan perbankan juga akan melakukan penyesuaian suku bunga. Tujuannya agar permintaan kredit bisa terdongkrak sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan.
 
Jika ekspektasi inflasi mengarah ke target sasaran yang 2,5 persen dan kurs rupiah tetap stabil, maka masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan, setidaknya (menurunkan) 50-75 bps menjadi 5,50-5,25 persen untuk menjadi stimulus perekonomian dari jalur kebijakan moneter yang tetap pro-growth.
 
Sementara Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Komite Pasar Terbuka Federal, FOMC, memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps ke kisaran 4,75 persen hingga 5,0 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan