Melansir data Yahoo Finance, Selasa, 16 April 2024, rupiah merosot 270 poin atau 1,71 persen menjadi Rp16.109 per USD. Sebelumnya pada penutupan perdagangan 5 April 2024, rupiah masih pada posisi Rp15.839 per USD.
Rupiah diperkirakan akan bergerak di level Rp16.099 per USD hngga Rp16.109 per USD.
Sementara itu, mengacu data Bloomberg, rupiah pagi ini merosot 294,5 poin atau 1,86 persen menuju level Rp16.142,5 per USD.
Baca juga: Setelah Dihantam Habis-habisan, Rupiah Akhirnya Ngamuk Injak Dolar AS |
Penyebab melemahnya rupiah
Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh melesetnya spekulasi pasar terkait kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed.Menurutnya, pasar mengira The Fed akan segera menurunkan tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat. Namun hingga saat ini The Fed masih belum memutuskan kebijakan tersebut.
Bahkan rupiah telah melemah sebelum adanya serangan Iran ke Israel pada Sabtu malam, 13 April 2024 karena dolar AS terus menguat dibandingkan mata uang lain.
"Saya sendiri memprediksi The Fed tidak mungkin menurunkan suku bunga sampai tengah tahun ini karena tingkat inflasi AS masih di atas target. Intinya secara eksternal kita akan menghadapi tantangan serius. Ini bisa membuat rupiah tertekan," kata Bambang dalam diskusi "Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI" dilansir Antara, Selasa, 16 April 2024.
Bambang juga mengatakan, kondisi eksternal menjadi penyebab utama nilai tukar rupiah mengalami pelemahan.
Sedangkan pascaserangan Iran ke Israel, Bambang memprediksi The Fed justru akan mempertahankan suku bunga acuan lebih lama lagi.
"Jadi intinya secara eksternal memang kita akan menghadapi tantangan yang serius, dan ini yang bisa membuat rupiah menjadi tertekan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News