Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra menegaskan pelemahan IHSG pada pekan lalu terpengaruh sentimen penurunan atau koreksi harga komoditas. Selain itu, pada pekan lalu juga muncul kekhawatiran akan kembalinya agresivitas The Fed yang memicu penurunan harga logam.
"The Fed dikhawatirkan agresif akibat data tenaga kerja yang cukup solid dan inflasi yang sempat lebih tinggi dari konsensus," terangnya, dikutip dari keterangan resminya, Selasa, 28 Februari 2023.
Sentimen notulen FOMC
Kemudian sentimen lainnya yang membuat laju IHSG tersendat pada pekan lalu yakni notulen FOMC. Mayoritas pejabat The Fed setuju untuk menurunkan tingkat kenaikan suku bunga menjadi 25 bps atau lebih kecil dari biasanya.
"Sayangnya, masih butuh cukup bukti untuk meyakini bahwa penurunan tren inflasi saat ini akan berkelanjutan. Kenaikan suku bunga lanjutan diperkirakan masih akan dibutuhkan untuk menekan inflasi," ucapnya.
Dihadapkan potensi penurunan IHSG, Rifqi berharap investor dan trader memerhatikan dua sentimen pada pekan ini yakni PMI Manufaktur dan Inflasi Februari yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG. Terkait PMI Manufaktur, dijelaskan Rifqi, pada Januari PMI Manufaktur mengalami ekspansi lebih cepat ke level 51,3 dari bulan sebelumnya 50,3.
Permintaan domestik menjadi penopang ekspansi manufaktur pada Januari lalu dan dalam 17 bulan terakhir PMI Manufaktur menunjukan ekspansi. PMI Manufaktur terbaru akan diumumkan pada 1 Maret 2023. Terkait inflasi Februari, ia menjelaskan, inflasi Januari lalu tercatat naik 0,66 persen mom disebabkan oleh kelompok makanan minuman.
"Inflasi inti masih cukup terjaga di kisaran tiga persenan dan yang terbaru akan dirilis 1 Maret 2023 dengan konsensus inflasi umum 5,50 persen yoy. Kita harus menyikapinya dengan hati-hati. Kalau inflasinya lebih tinggi dari konsensus, bisa jadi sentimen negatif," tegasnya.
Fi tengah potensi penurunan IHSG dengan potensi kenaikan saham-saham secara terbatas pada minggu ini, ia merekomendasikan buy untuk trading hingga 3 Maret 2023 pada tujuh saham berikut ini:
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.idBaca: Bangun Kepercayaan, Sri Mulyani: Mayoritas Pegawai Pajak Jujur Kok! |
"Sayangnya, masih butuh cukup bukti untuk meyakini bahwa penurunan tren inflasi saat ini akan berkelanjutan. Kenaikan suku bunga lanjutan diperkirakan masih akan dibutuhkan untuk menekan inflasi," ucapnya.
Dihadapkan potensi penurunan IHSG, Rifqi berharap investor dan trader memerhatikan dua sentimen pada pekan ini yakni PMI Manufaktur dan Inflasi Februari yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG. Terkait PMI Manufaktur, dijelaskan Rifqi, pada Januari PMI Manufaktur mengalami ekspansi lebih cepat ke level 51,3 dari bulan sebelumnya 50,3.
Permintaan domestik menjadi penopang ekspansi manufaktur pada Januari lalu dan dalam 17 bulan terakhir PMI Manufaktur menunjukan ekspansi. PMI Manufaktur terbaru akan diumumkan pada 1 Maret 2023. Terkait inflasi Februari, ia menjelaskan, inflasi Januari lalu tercatat naik 0,66 persen mom disebabkan oleh kelompok makanan minuman.
Baca: Bursa Kripto Bakal Meluncur di 2023? Ssst Ini Bocoran dari Bos Bappebti |
"Inflasi inti masih cukup terjaga di kisaran tiga persenan dan yang terbaru akan dirilis 1 Maret 2023 dengan konsensus inflasi umum 5,50 persen yoy. Kita harus menyikapinya dengan hati-hati. Kalau inflasinya lebih tinggi dari konsensus, bisa jadi sentimen negatif," tegasnya.
Fi tengah potensi penurunan IHSG dengan potensi kenaikan saham-saham secara terbatas pada minggu ini, ia merekomendasikan buy untuk trading hingga 3 Maret 2023 pada tujuh saham berikut ini:
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan support Rp3.940 dan resistance Rp4.200.
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan support Rp3.590 dan resistance Rp3.850.
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan support: Rp1.370 dan resistance Rp1.450.
- PT Perusahaan Prkbn Lndn Smtr Indnsa Tbk (LSIP) dengan support: Rp1.090 dan resistance Rp1.140.
- PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) dengan support Rp2.160 dan resistance Rp2.290.
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan support Rp925 dan resistance Rp965.
- PT Astra International Tbk (ASII) dengan support: Rp5.675 dan resistance: Rp5.950.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News