baca juga: Nasabah Silicon Valley Bank Tak Perlu Panik, Joe Biden Bakal Jadi Juru Selamat! |
SVB melakukan praktik gali lubang tutup lubang. Setelah menjual sekuritas senilai USD21 miliar dengan menghasilkan kerugian sebesar USD1,8 miliar atau Rp27,7 triliun, SVB berencana menjual saham baru senilai USD2,25 miliar atau sekitar Rp34,7 triliun. Sebelum melakukan aksi itu para deposan yang mengetahui kerugian dalam neraca SVB melakukan penarikan dana.
Menteri Keuangan AS, Yellen mengumumkan tidak ada bailout dengan suntikan dana yang menimbulkan beban fiskal, seperti yang dilakukan pemerintah Federal AS pada keruntuhan Washington Mutual, yang memicu krisis keuangan 2008 lalu.
Potensi kerugian SVB
Perlindungan deposan diserahkan sepenuhnya pada mekanisme institusi keuangan itu sendiri plus kebijakan moneter. Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), mirip LPS di Indonesia, menjamin keamanan dana nasabah yang hanya diberikan pada simpanan sampai dengan nilai USD250 ribu.Hampir 90 persen penyimpan di SVB memiliki saldo di atas itu. Artinya kelebihannya tidak dijamin oleh asuransi. Ada lebih dari USD175 miliar dana pihak ketiga di SVB, sehingga hanya dana sebesar USD17,5 miliar yang dijamin asuransi.
Sisanya sebesar USD157,5 miliar atau sebesar Rp2.355 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per USD) dikabarkan hanya mendapatkan dividen di muka dan tak mendapatkan jaminan akan mendapatkan uangnya secara penuh.
Pemegang deposito bisa berharap dari penjualan aset SVB senilai USD209 miliar dalam beberapa bulan ke depan yang hasilnya akan diserahkan kepada pemegang deposito yang tidak mendapatkan jaminan asuransi. Skenario lain ada pemegang saham yang mau mengakuisisi SVB dan melunasi utang SVB ke nasabahnya dalam bentuk deposito.
Namun nasabah tak perlu khawatir karena Bank Sentral AS (the Fed) juga akan membuka window facility dengan biaya pinjaman yang diberikan diskon. Secretary of Treasury, The Fed, dan FDIC minggu telah mengumumkan joint statement yang intinya menjamin kepercayaan nasabah di pasar keuangan Amerika Serikat (AS). Skema pinjaman lunak ini juga sedikit lebih tinggi secara biaya, ketimbang penerbitan saham baru yang rencananya dilakukan SVB.
"Lalu dampaknya terhadap sektor perbankan Indonesia? Perkiraan saya minor saja. Atau tidak berdampak. Paling tekanan sementara pada harga saham saham perbankan. Bank-bank besar, yang hari ini akan melakukan RUPS Tahunan mencatat kinerja yang luar biasa," kata Mantan Direktur Bursa Efek Jakarta Hasan Zein Mahmud, dalam pesan di WhatsApp, dikutip Senin, 13 Maret 2023.
"Seperti saya celoteh beberapa waktu lalu, bank-bank besar memiliki peluang positif terhadap kebijakan kenaikan tingkat bunga. Terutama yang biaya dananya relatif rendah, baik karena produk yang terdiversifikasi, teknologi yang unggul dan basis penyimpan yang tersebar luas," jelas dia.
Tsunami di IHSG?
Hasan menegaskan kasus SVB mengokohkan kembali peran bank konvensional di atas bank digital yang masih harus membuktikan keunggulannya. Terutama keunggulan secara nilai ekonomis."Berharap ada blessing in disguise. Kasus SVB sedikit banyak akan melunakkan sikap hawkish The Fed. Paling tidak dalam pertemuan FOMC kedua pada 22 Maret. Tsunami di bursa saham? Cuma guyonan saja!" jelas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News