Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Rupiah Terus Tertekan Imbas Kebijakan Hawkish The Fed

Husen Miftahudin • 03 November 2022 18:21
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Kamis, 3 November 2022, berada di level Rp15.695 per USD, turun 48 poin atau setara 0,31 persen dari posisi Rp15.647 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah utamanya disebabkan oleh indeks dolar dan indeks dolar berjangka yang masing-masing mengalami kenaikan 0,5 persen setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps).
 
"Ketua Fed Jerome Powell menepis spekulasi bank berencana untuk menghentikan kenaikan suku bunga, dan mengatakan Fed akan terus menaikkan suku lebih lama dari yang diperkirakan semula," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya, Kamis, 3 November 2022.

Powell, lanjutnya, mengatakan suku bunga AS, yang saat ini berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2008, juga akan mencapai puncaknya pada level yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, karena inflasi yang sangat tinggi.
 
Ketua Fed juga meningkatkan prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil ke depan, sebagian besar pasar yang digerakkan oleh risiko anjlok karena sikapnya yang hawkish. Namun, mayoritas pedagang sekarang memperkirakan kenaikan 50 bps di Desember.
 
Baca juga: Rupiah Kembali Ambruk, Nyaris Sentuh Level Rp15.700/USD

 
Selain itu, survei swasta menunjukkan sektor jasa AS menyusut lebih dari yang diharapkan pada Oktober, karena gangguan terkait covid yang berkelanjutan. Data tersebut juga mendinginkan spekulasi atas rencana Tiongkok untuk mengurangi penguncian terkait covid-19.
 
"Prospek pembukaan kembali Tiongkok didorong oleh rumor yang beredar di media sosial, dan mendukung mata uang Asia minggu ini, mengingat status negara itu sebagai tujuan perdagangan utama untuk kawasan tersebut. Tetapi pejabat pemerintah tidak memberikan komentar tentang desas-desus media sosial bahwa negara itu akan menghapus kebijakan nol covid pada Maret 2023," paparnya.
 
Dari dalam negeri, Ibrahim memandang data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat inflasi pada Oktober 2022 telah mencapai angka 5,71 persen. Bank Indonesia juga beberapa kali telah melakukan penyesuaian suku bunga acuan. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidaklah direspons cepat oleh pemerintah.
 
"Hal tersebut terlihat dari sikap pemerintah yang belum menjelaskan program-program untuk mengantisipasi resesi secara rinci. Terutama dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan energi," jelas dia.
 
Adapun Ibrahim memprediksi, rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif dan rupiah diprediksi ditutup masih melemah. "Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.680 per USD hingga Rp15.740 per USD," tutup Ibrahim.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan