Mengutip data Bloomberg, Selasa, 22 November 2022 pada pukul 09.55 WIB posisi rupiah berada di level Rp15.724 per USD. Posisi rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.707 hingga Rp15.727,5 per USD.
Pelemahan rupiah ini dijelaskan Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi lantaran sentimen kasus covid-19 yang meningkat. Akibatnya, terjadi pengetatan pembatasan di beberapa kota di ekonomi terbesar kedua di dunia.
"Ibu kota Tiongkok, Beijing, melaporkan dua kematian pada 20 November, dengan distrik terpadat di kota itu mendesak penduduk untuk tinggal di rumah pada Senin, memperpanjang permintaan dari akhir pekan saat negara itu memerangi banyak wabah covid-19," jelasnya.
Baca juga: Prospek Ekonomi Global Melemah, Dolar AS Menguat |
"Meningkatnya kasus dan kematian baru telah menimbulkan keraguan pada harapan pelonggaran awal dalam pembatasan pandemi ketat yang telah melumpuhkan perekonomian," imbuhnya.
Hal tersebut yang membuat dolar AS naik dan kuat terhadap sebagian besar mata uang utama, termasuk rupiah.
Untuk perdagangan hari ini, ia memprediksi mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.700 hingga Rp15.760 per USD.
Sementara itu mengutip Antara, Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama mengatakan data ekonomi AS menunjukkan nilai yang cukup baik meski suku bunga telah naik cukup tinggi.
"Kondisi ini memberikan angin bagi The Fed untuk terus lanjut menaikkan nilai suku bunga untuk melawan inflasi dengan risiko resesi yang lebih rendah dari sebelumnya.
Meski demikian, beberapa pendapat juga menyatakan laju kenaikan suku bunga The Fed berpotensi lebih lambat dari sebelumnya.
Kondisi suku bunga AS yang tinggi menyebabkan dolar AS tertarik keluar dari negara lain sehingga timbul masalah kekurangan dolar AS di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News