Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ilustrasi. Foto: Freepik.

Gen Z-Milenial Diprediksi Miskin Imbas Tren Doom Spending, Ini Cara Mengatasinya

Ade Hapsari Lestarini • 25 September 2024 15:26
Jakarta: Fenomena doom spending menjadi sebuah cara bagi generasi muda dalam mengatasi keuangan pribadi dan situasi ekonomi yang lebih luas. Tetapi awas, hal itu bisa buruk bagi kesehatan kamu.
 
Doom spending adalah pengeluaran uang dalam jumlah berlebihan untuk barang atau pengalaman mewah, seperti perjalanan, untuk mengatasi kekhawatiran tentang keuangan kamu atau situasi ekonomi secara umum.
 
Melansir Euro News, Rabu, 25 September 2024, orang mungkin merasa tidak ada gunanya menabung, karena mereka merasa tidak akan dapat mencapai tujuan keuangan mereka. Serta mungkin lebih baik hidup di masa sekarang.

 
Baca juga: Generasi Z dan Milenial Kena Fenomena Doom Spending, Apa Itu?

Terapi belanja


Terapi belanja dan konsumerisme secara umum telah lama digunakan untuk kepuasan instan, terutama saat orang merasa sedih. Namun, doom spending dapat membawanya ke tingkat yang sama sekali baru, dengan orang-orang sering kali terlilit utang, gagal memiliki tabungan atau dana pensiun minimum.
 
Menurut survei oleh Credit Karma, generasi Z dan milenial lebih cenderung melakukan pengeluaran untuk menghindari kekhawatiran, dengan 43 persen milenial dan 35 persen Gen Z mengakuinya.
 
"Berbelanja selalu menjadi cara yang mudah dan tidak memerlukan banyak usaha untuk menenangkan diri, dan ekonomi konsumen kita telah lama mengandalkan keyakinan pembelian baru akan membangkitkan semangat dan menyelesaikan masalah kita," ungkap Pendiri Young(ish) Money, Iona Bain, mengatakan, seperti yang dilaporkan oleh Vogue.
 
Gen Z-Milenial Diprediksi Miskin Imbas Tren <i>Doom Spending</i>, Ini Cara Mengatasinya
Ilustrasi. Foto: AFP/Adek Berry
 

Mengapa semakin banyak orang yang tidak mau menghabiskan uang?


Kebanyakan orang yang tidak mau menghabiskan uang biasanya melakukannya untuk mengimbangi ketidakmampuan mereka membeli barang-barang seperti apartemen atau rumah, mungkin karena situasi ekonomi dan hipotek saat ini.
 
Menurut Credit Karma, 16 persen responden Gen Z juga merasa cemas tentang keamanan kerja secara umum, dengan 23 persen khawatir tentang tidak cukupnya pekerjaan dengan gaji yang baik. Sementara 21 persen khawatir tentang penurunan upah. Secara keseluruhan, 71 persen orang Gen Z dan milenial merasa cemas tentang keuangan mereka, yang juga dapat menyebabkan pembelian yang lebih impulsif.
 
Meningkatnya popularitas aplikasi beli sekarang, bayar nanti (paylater) serta media sosial yang mempromosikan beberapa produk dan mendorong pembelian impulsif, baik untuk kepuasan instan maupun untuk mempertahankan status tertentu, juga telah menambah fenomena ini.
 

Apa yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu?


Ada sejumlah cara untuk mengelola atau mengatasi pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, membuat buku harian pengeluaran dapat membantu, terutama jika kamu menggunakannya untuk memeriksa apa yang kamu beli, bagaimana perasaan kamu saat membelinya.
 
Kamu juga dapat mencatat apa yang telah kamu pelajari dari pengalaman tersebut dan tindakan apa pun yang ingin kamu ambil untuk mencegah pengeluaran berlebihan di masa mendatang.
 
Menetapkan beberapa pedoman seputar penggunaan platform media sosial dan aplikasi juga dapat membantu mengurangi pengeluaran. Ini termasuk menghapus sementara media sosial atau aplikasi belanja yang menurut kamu mengeluarkan uang berlebihan, atau mungkin membatasi jumlah waktu yang kamu habiskan untuk menggunakannya.
 
Selain itu, meluangkan waktu untuk tidak mengikuti influencer, terutama mereka yang tampaknya mempromosikan beberapa barang juga dapat bermanfaat.
 
Mencatat aktivitas selain berbelanja yang Anda nikmati dan temukan sebagai kegiatan yang menenangkan untuk mengatasi kekhawatiran sehari-hari adalah cara lain, seperti mandi busa, melakukan yoga, atau berjalan-jalan.
 
"Semua anak dan remaja perlu memahami bagaimana uang dan pengeluaran terkait dengan harga diri mereka. Anda tidak dapat membeli gaya hidup, dan Anda tidak akan merasa lebih baik tentang masa depan dengan menghabiskan terlalu banyak uang sekarang," ujar salah satu pendiri dan CEO situs web pembelajaran keuangan GoHenry, Louise Hill.
 
"Sebaliknya, ajari anak-anak masa depan keuangan yang kuat berada dalam jangkauan mereka dengan membantu mereka menjadi melek finansial. Dengan cara ini, mereka akan memiliki kepercayaan diri untuk menabung untuk berbagai tujuan, mengatakan tidak pada tekanan teman sebaya, dan menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasinya saat mereka merasa sedih."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan