Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ilustrasi. Foto: Freepik.

Generasi Z dan Milenial Kena Fenomena Doom Spending, Apa Itu?

Ade Hapsari Lestarini • 25 September 2024 10:52
Jakarta: Perekonomian yang semakin sulit membuat generasi Z dan milenial mengkhawatirkan masa depan mereka. Beberapa bulan belakangan ini, istilah doom spending sedang ngetren di kalangan anak muda.
 

Apa itu doom spending?


Melansir Sky News, Rabu, 25 September 2024, sebuah studi baru-baru ini menemukan 43 persen milenial dan 35 persen Gen Z doom spend untuk membuat diri mereka merasa lebih baik.
 
Tapi apa itu? Apakah Anda melakukannya tanpa mengetahuinya?
 
Baik itu pemanasan global, bencana ekonomi yang akan datang, atau gagasan untuk tidak pernah memiliki rumah, kaum muda mengkhawatirkan masa depan membuat doom spending menjadi cara untuk mengatasinya.

Jika Anda belum pernah mendengar istilah tersebut, berikut penjelasan singkatnya.
 
Doom spending pada dasarnya adalah menghabiskan uang untuk kesenangan jangka pendek dan instan, daripada menyimpannya untuk masa depan, untuk mengatasi tekanan dan kekhawatiran ekonomi.
 
 
Baca juga: Duh, Generasi Z dan Milenial Penyumbang Kredit Macet
 

Terapi belanja ala Gen Z


Ini dapat digambarkan sebagai terapi belanja versi Gen Z. Sebuah studi baru-baru ini oleh Credit Karma menemukan 43 persen milenial dan 35 persen Gen Z, doom spend membuat diri mereka merasa lebih baik.
 
Didorong oleh media sosial, tren ini hampir menjadi norma, dengan banyak anak muda menggunakan TikTok untuk mengeluhkan kondisi keuangan mereka di masa depan.
 
Satu video viral yang dibuat oleh Maria Melchor, yang juga dikenal sebagai @firstgenliving, telah ditonton lebih dari 1,7 juta kali.
 
Generasi Z dan Milenial Kena Fenomena <i>Doom Spending</i>, Apa Itu?
Ilustrasi. Foto: dok MI.
 

Dalam klip tersebut, ia berkata: "Kami tidak mampu membeli apa pun lagi. Memiliki rumah atau memulai keluarga begitu jauh dari jangkauan sehingga kami menggunakan uang muka atau uang anak untuk apa pun yang mampu kami beli yang akan memberi kami kehidupan dewasa yang dijanjikan."
 
Ribuan video telah diunggah daring, dengan orang-orang berbagi pengalaman mereka tentang pengeluaran yang tidak masuk akal, menasihati orang lain cara menghindarinya, atau mencap gagasan itu sebagai hal yang bodoh.
 

Anak muda membeli barang yang tidak dibutuhkan


Kepala eksekutif dan salah satu pendiri Go Henry, Louise Hill, mengatakan anak muda sering kali terpengaruh untuk membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan karena mereka terus-menerus terpapar produk baru secara daring.
 
Ia mencontohkan tren #TikTokMadeMeBuyIt, yakni saat pengguna memamerkan barang-barang terbaru yang mereka beli secara daring.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan