Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto.
Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Tergelincir 70 Poin di Senin Pagi

Husen Miftahudin • 02 September 2024 10:30
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini mengalami pelemahan.
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 2 September 2024, rupiah hingga pukul 10.06 WIB berada di level Rp15.525 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 70 poin atau setara 0,45 persen dari Rp15.455 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp15.519 per USD, juga melemah sebanyak 70 poin atau setara 0,45 persen dari Rp15.449 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali melemah.
 
"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.440 per USD hingga Rp15.520 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Baca juga: Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Tak Berdaya terhadap Dolar AS
 

Fokus pertumbuhan ekonomi


Ibrahim mengungkapkan, pemerintah akan memperhatikan faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen dapat tercapai pada triwulan ketiga 2024. Konsumsi, investasi, ekspor, impor akan terus diperhatikan, guna untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga pada tingkat 5,1 persen. Selain itu perpolitikan dalam negeri pun semakin stabil pasca-Pilpres 2024.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen (year on year/yoy) ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.
 
Selain itu, daya beli masyarakat juga masih terjaga seiring dengan terkendalinya inflasi, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, serta penciptaan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta.
 
Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen terutama didukung oleh penyerapan belanja modal dan belanja barang yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen. 
 
Adapun pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat menguat sebesar 4,43 persen (yoy) ditopang oleh kinerja pertumbuhan investasi bangunan yang tumbuh 5,31 persen.
 
Salah satu faktor pendorong peningkatan investasi yaitu penyerapan belanja modal pemerintah yang tinggi terkait penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
 
Selain itu, pemerintah akan terus memantau risiko stagnasi perekonomian global yang diperkirakan masih berlanjut sepanjang tahun 2024. "APBN 2024 akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi sehingga target pertumbuhan sebesar 5,2 persen dapat tercapai," terang Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan