"Berdasarkan kelompok bank, perlambatan penyaluran kredit baru pada September 2022 terindikasi pada seluruh kategori bank, kecuali BPD (Bank Pembangunan Daerah)," ungkap Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan September 2022 yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Selasa, 18 Oktober 2022.
Berdasarkan jenis penggunaan, lanjut Bank Indonesia, penyaluran kredit baru pada September 2021 terindikasi melambat pada jenis Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK). Sementara penyaluran baru Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit konsumsi lainnya (selain KPR) diprakirakan tumbuh lebih tinggi.
"Berdasarkan survei, faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru pada September 2022 yaitu prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, permintaan pembiayaan dari nasabah, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain," papar BI.
Baca juga: September 2022, Pembiayaan Utang Rumah Tangga Meningkat |
Penyaluran kredit baru diperkirakan kembali meningkat pada Oktober 2022, terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit sebesar 64,7 persen. Peningkatan penyaluran kredit tersebut terjadi pada hampir seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah (BUS) yang diperkirakan relatif stabil.
"Berdasarkan jenis penggunaan, meningkatnya pertumbuhan kredit baru diprakirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali Kredit Investasi," urai survei tersebut.
Adapun kebijakan penyaluran kredit (lending standard) pada September 2022 sedikit lebih longgar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari SBT perubahan lending standard yang bernilai negatif tipis sebesar minus 1,4 persen.
Kebijakan penyaluran kredit yang lebih longgar terindikasi pada jenis KPR dan kredit konsumsi lainnya dengan SBT yang bernilai negatif. Sementara lending standard pada jenis Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK) terindikasi lebih ketat dibandingkan bulan sebelumnya.
"Faktor yang mempengaruhi perubahan standar pemberian kredit pada September 2022 antara lain kondisi permodalan bank, kondisi atau permasalahan sektor riil saat ini, dan potensi risiko kredit ke depan," tutup survei BI tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News