Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah pada perdagangan hari ini. Kondisi ini dipengaruhi oleh perkembangan pasar yang masih terus memantau rancangan amendemen UU Bank Indonesia (BI) yang diajukan Badan Legislasi (Baleg) DPR.
"Utamanya terkait menteri yang bisa memengaruhi strategi BI untuk membantu mendanai defisit anggaran. Ini dianggap janggal, sehingga perlu dipertanyakan oleh investor asing," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya yang diterima Medcom.id, Rabu, 23 September 2020.
Menurutnya, RUU Bank Indonesia tersebut masih dalam tahap awal pembahasan di Banggar DPR sehingga bisa memakan waktu berbulan-bulan. Hal tersebut bakal berdampak negatif terhadap pasar, apalagi ini muncul di saat Indonesia akan terkena resesi ekonomi imbas pandemi covid-19.
"Walaupun negara-negara seperti AS dan Uni Eropa krisisnya terlalu parah, namun mereka tidak serta merta merevisi undang-undang perbankannya. Sehingga pasar mempertanyakan keabsahan (rencana amendemen UU Bank Indonesia)," paparnya.
Di sisi lain, para politisi juga ikut meredam kegelisahan pasar terhadap ancaman independensi bank sentral. Mereka menjamin bahwa RUU Bank Indonesia merupakan langkah tepat untuk membantu membeli utang pemerintah dalam keadaan darurat.
"Ditambah lagi ramalan Menteri Keuangan (Menkeu Sri Mulyani Indrawati) terkait Indonesia yang akan resesi. Hal ini membuat investor berpikir ulang untuk berinvestasi di Indonesia, terutama investasi Surat Utang Negara (SUN), obligasi, dan valas," tukas Ibrahim.
Sebelumnya Sri Mulyani menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 akan mengalami kontraksi pada kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1 persen hingga nol persen.
Adapun keseluruhan tahun ini pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Sebelumnya, proyeksi Sri Mulyani berada di kisaran minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan