"Lima persen tidak buruk, by any global standard itu bagus, tapi untuk standar Indonesia masih kurang," ucap Purbaya dalam LPS Awards 2023 di Jakarta, dikutip Kamis, 7 Desember 2023.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang periode 2014-2022 rata-rata hanya berkisar lima persen. Berbeda dibandingkan periode 2004-2014 yang memiliki rata-rata hingga enam persen.
Karena itu, menurut Purbaya, ekonomi Indonesia harus tumbuh enam persen atau lebih. Karena setiap kehilangan satu persen Produk Domestik Bruto (PDB), Indonesia juga bakal kehilangan penciptaan lapangan kerja sekitar 400 ribu orang.
Terkait hal tersebut, Purbaya pun meminta perbankan untuk berkomitmen dan gigih membantu perekonomian Indonesia agar bertumbuh lebih tinggi lagi.
"Jadi, ke depan kita harus bekerja lebih keras lagi, perbankan harus membantu perekonomian, untungnya (profit perusahaan) kurangin sedikit gapapa lah," tutur dia.
Diketahui, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tumbuh solid sebesar 4,94 persen. Sebagian besar pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah.
LPS memperkirakan ekonomi Indonesia dapat bertumbuh 5,0 persen sampai 5,2 persen pada tahun ini. Adapun pada 2024, LPS memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tanah air berkisar 5,0 persen sampai 5,3 persen.
"Kata kita (angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lima persen) bagus. Tapi, kalau kita lihat sejarah ke belakang, kita bisa tumbuh enam persen setelah krisis 1997 antara 2004-2014. Sekarang, pertumbuhan kita agak turun sedikit, dari enam persen ke lima persen," ungkap Purbaya.
Baca juga: Pantesan.. Cadangan Devisa Naik Jadi USD138,1 Miliar Gegara Pemerintah Tambah Utang |
Kondisi perbankan sangat baik
Di sisi lain, sebagai salah satu pilar utama sebuah negara dengan fungsi intermediasi yang berperan penting menggerakkan perekonomian, sektor perbankan nasional saat ini dalam kondisi sangat baik.
Per Oktober 2023, Capital Adequacy Ratio (CAR) berada pada level 27,48 persen. Terkait indikator rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 117,29 persen dan 26,36 persen.
Selanjutnya, intermediasi perbankan pada Oktober 2023 juga berkembang dengan baik dengan kredit yang tumbuh sebesar 8,99 persen year on year (yoy). Sementara itu, DPK tumbuh 3,43 persen di periode yang sama seiring dengan percepatan pada aktivitas ekonomi nasional melalui belanja korporasi dan belanja daerah.
Level intermediasi perbankan dinilai tergolong cukup baik, namun perlu lebih dorong agar roda sektor riil dapat berputar lebih kencang.
"Saya sih melihatnya pertumbuhan kredit bisa double digit atau lebih. Kalau pembangunan di sektor pemerintah saja tidak cukup karena rasio belanja pemerintah ke PDB hanya 10 persen, sedangkan real sector jauh besar, yakni 50-60 persen," ujar dia.
Menurut Purbaya, kondisi perbankan yang baik tidak lepas dari peran serta pelaku industri perbankan yang menjalankan bisnis dengan baik dan prudent.
"Kami sangat mengapresiasi peran serta Bapak/Ibu dalam bersama-sama menjaga industri perbankan domestik kita ini supaya tetap kuat ke depannya," tutup Purbaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News