Dengan begitu, kita bisa memilih produk investasi yang benar-benar sesuai dengan karakter pribadi.
Secara umum, profil risiko investor dibagi menjadi tiga tipe utama yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Yuk, simak penjelasannya seperti yang telah dirangkum dari laman Sahabat Pegadaian.
1. Investor konservatif (Risk Averter)
Investor konservatif cenderung mengutamakan keamanan modal. Mereka lebih memilih imbal hasil stabil meski tidak terlalu tinggi. Karakteristiknya:- Menghindari fluktuasi tajam pada nilai investasi.
- Cocok untuk pemula atau mereka yang fokus pada keamanan finansial.
- Tidak nyaman dengan risiko besar.
- Instrumen yang cocok: deposito, reksa dana pasar uang, dan emas.
Baca juga: 6 Pilihan Investasi Terbaik untuk Karyawan Bergaji Bulanan, Mana yang Paling Untung? |
2. Investor moderat
Investor moderat berada di tengah-tengah. Bisa dibilang, investor ini masih berhati-hati, tapi cukup terbuka terhadap risiko. Biasanya mereka memiliki tujuan keuangan jangka menengah.Ciri-cirinya:
- Siap menghadapi fluktuasi return selama tidak ekstrem.
- Berhati-hati dalam memilih instrumen investasi.
- Instrumen yang sesuai: reksa dana campuran, obligasi, dan sebagian portofolio dalam emas.
3. Investor agresif (Risk Taker)
Berbeda dari dua tipe sebelumnya, investor agresif siap menghadapi risiko tinggi demi peluang keuntungan besar. Biasanya mereka sudah berpengalaman dan tidak panik menghadapi fluktuasi harga.Instrumen yang cocok: saham, reksa dana saham, aset kripto, hingga instrumen derivatif.
Mengetahui profil risiko adalah kunci sebelum berinvestasi. Baik konservatif, moderat, maupun agresif, masing-masing tipe punya instrumen yang sesuai.
Kalau kamu termasuk tipe konservatif atau masih pemula, emas bisa jadi pilihan aman sekaligus menjanjikan. Tapi kalau lebih berani mengambil risiko, saham atau kripto bisa jadi pilihan.
Jadi, sudahkah kamu mengenali profil risikomu dan memilih instrumen investasi yang tepat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News