Beberapa faktor sentimennya antara lain Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP Amerika Serikat atau ADP National Employment Report yang meningkat sempat membuat pasar keuangan global panik karena menimbulkan potensi kenaikan Fed rate yang lebih agresif.
"Tetapi laporan nonfarm payrolls pada akhir pekan menunjukkan ekonomi AS menambahkan lapangan pekerjaan paling sedikit dalam 2,5 tahun, telah membuat kekhawatiran pasar mereda," kata Hans Kwee, Minggu, 9 Juli 2023.
Data Non Farm Payrolls AS menunjukkan penambahan 209 ribu pekerjaan pada Juni 2023, menyusul 306 ribu yang direvisi turun pada Mei, dan di bawah perkiraan pasar (konsensus) yang sebesar 225 ribu pekerjaan.
Data Non-Farm Payroll (NFP) dikeluarkan Biro Tenaga Kerja AS pada Jumat pertama setiap bulan, melaporkan berbagai data termasuk penambahan jumlah pekerja di semua sektor kecuali pertanian, wirausaha, pekerjaan rumah tangga, pegawai pemerintah, militer, dan lembaga nonprofit.
Ini menjadi data penting yang mempengaruhi pergerakan pasar keuangan, termasuk pergerakan nilai mata uang dunia. Kondisi NFP menunjukkan seberapa kuat aktivitas perekonomian AS.
Baca juga: Data Perdagangan Bursa Positif, Kapitalisasi Pasar Mencapai Rp9.693,9 Triliun |
Kenaikan suku bunga Fed
Jika data NFP lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus, maka terbuka kemungkinan bank sentral AS The Fed cenderung akan terus menaikkan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate.
"Pertumbuhan upah di AS yang kuat secara terus-menerus menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat. Tapi potensi kenaikan Fed Rate pada Juli sudah diantisipasi pelaku pasar, meski kenaikan yang kedua nampaknya belum dapat diterima pasar," kata Hans Kwee.
Kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 25-26 Juli 2023 sudah di antisipasi pelaku pasar.
Pada pekan kedua Juli 2023, pelaku pasar menanti rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika yang diperkirakan turun ke level 3,1 persen.
Kemudian sentimen selanjutnya datang dari ketegangan antara AS dan Tiongkok setelah kunjungan Menteri Keuangan AS Janet Yellen. "Ini menjadi sentimen negatif yang berpotensi merusak sentimen pasar," kata Hans Kwee.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News