Ilustrasi dana asing dalam bentuk dolar AS - - Foto: MI/Usman Iskandar.
Ilustrasi dana asing dalam bentuk dolar AS - - Foto: MI/Usman Iskandar.

Indonesia Kehilangan Modal Asing Lagi, Minggu Ini Rp6,68 Triliun Minggat

Husen Miftahudin • 23 Maret 2024 15:15
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Berdasarkan data transaksi pada 18-21 Maret 2024, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp6,68 triliun.
 
Minggatnya modal asing dari pasar keuangan Indonesia pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang pulang kampung sebanyak Rp8,20 triliun. Di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), investor bule juga menarik modalnya dari Indonesia sebanyak Rp0,25 triliun.
 
Sementara di pasar saham, investor-investor asing justru menyuntikkan modalnya ke Tanah Air sebesar Rp1,77 triliun.

"Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp24,92 triliun di pasar SBN, beli neto Rp27,93 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp21,93 triliun di SRBI," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 23 Maret 2024.
 
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 69,70 basis poin (bps) per 21 Maret 2024 dari 68,23 bps per 15 Maret 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
 
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
 
Baca juga: Gak Punya Tenaga, Rupiah Ditutup Remuk Lebih dari 0,7%

Rupiah melemah


Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik tersebut sejalan dengan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang remuk. Rupiah melempem saat melawan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
 
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 22 Maret 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.783 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 114 poin atau setara 0,73 persen dari posisi Rp15.669 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.775 per USD. Rupiah turun hingga 122 poin atau setara 0,77 persen dari Rp15.653 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.773 per USD. Mata uang Garuda tersebut juga mengalami pelemahan sebanyak 111 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.662 per USD.
 
Terkait hal tersebut, Erwin menekankan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
 
"Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas Erwin.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan