Presiden Direktur Sampoerna Ivan Cahyadi mengatakan, meskipun pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar tiga persen, volume penjualan dan laba bersih perseroan mengalami penurunan sebesar tiga persen dan 11,6 persen dibandingkan semester I-2023.
"Kinerja industri hasil tembakau masih penuh dengan tantangan yang dipengaruhi oleh dinamika pasar. Walaupun pertumbuhan ekonomi relatif stabil, daya beli konsumen dewasa secara keseluruhan cenderung melemah," ujar Ivan, saat paparan publik, Senin, 29 Juli 2024.
Selain itu, lanjut Ivan, tantangan industri hasil tembakau juga ditambah dengan tekanan kenaikan tarif cukai sebesar dua digit jauh di atas tingkat inflasi, dan semakin melebarnya jarak tarif cukai antar segmen.
Ivan mengatakan, Pemerintah diharapkan dapat terus melanjutkan kebijakan yang mendukung kontinuitas segmen padat karya sigaret kretek tangan (SKT). Serta menghentikan akselerasi downtrading (produk lebih murah) yang terus berlanjut sehingga Pemerintah juga dapat mengoptimalkan penerimaan cukai.
"Selain itu juga penting kebijakan cukai yang berimbang berdasarkan profil risiko untuk mendukung inovasi di industri hasil tembakau," jelas dia.
Mempertahankan kepemimpinan industri hasil tembakau
Ivan menambahkan, perseroan yang telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun ini berhasil mempertahankan kepemimpinan di industri hasil tembakau dengan pangsa pasar sebesar 27 persen melalui portofolio yang solid pada semua segmen, jangkauan pasar yang kuat, inovasi serta perluasan komersialisasi dari produk bebas asap.
Keberhasilan Sampoerna dalam mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau nasional ditunjang oleh inovasi pada keseluruhan portofolio yang mencakup peluncuran merek baru baik di segmen rokok maupun di segmen produk tembakau inovatif, penambahan fasilitas produksi SKT dan perseroan membuka dua pabrik SKT dan menambah lima Mitra Produksi Sigaret (MPS), serta kinerja ekspor dengan nilai mencapai lebih dari USD100 juta hingga semester I-2024.
Baca juga: UMKM Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan |
Hal ini mendorong perpindahan konsumsi dari Golongan 1 dengan tarif cukai paling tinggi ke produk yang lebih murah (downtrading), dan bahkan makin maraknya peredaran rokok ilegal. Pangsa pasar segmen di bawah Golongan 1 pada semester I-2024 telah mencapai lebih dari 44 persen atau bertumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2017.
"Kedepannya, kami berharap pemerintah terus melanjutkan kebijakan cukai hasil tembakau multiyears (tahun jamak) berdasarkan parameter ekonomi yang jelas, seperti tingkat inflasi serta mempertimbangkan daya beli masyarakat untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif bersama upaya pemberantasan rokok ilegal secara berkelanjutan," kata Ivan.
Investasi berkelanjutan
Sebagai bagian dari komitmen investasi berkelanjutan dan mendorong inovasi di industri hasil tembakau, Sampoerna telah merealisasikan investasi senilai lebih dari USD300 juta untuk fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap yang telah diresmikan pada 2023 lalu. Fasilitas produksi dengan orientasi ekspor ke Asia Pasifik dan pasar domestik ini turut dilengkapi dengan laboratorium dengan kualitas kelas dunia untuk pengujian produk tembakau inovatif bebas asap.
Komitmen Sampoerna dalam pengembangan produk tembakau inovatif bebas asap juga ditunjukkan melalui inisiatif strategis perluasan komersialisasi, peluncuran tujuh varian baru TEREA, serta peluncuran terbatas VEEV di 10 kota besar di Indonesia.
VEEV merupakan bagian dari portofolio produk tembakau inovatif bebas asap Philip Morris International berbentuk pod tertutup. Dengan menggunakan prinsip pemanasan cairan mengandung nikotin, VEEV menghasilkan uap dan bukan asap dan tanpa pembakaran, VEEV menghasilkan jauh lebih rendah tingkat zat kimia berbahaya dibandingkan dengan asap rokok.
"Kami melihat pertumbuhan yang baik, jumlah pengguna IQOS diperkirakan telah mencapai lebih dari 200 ribu konsumen dewasa. Dan di wilayah perkotaan Jakarta, IQOS mampu meraih pangsa pasar 4,5 persen meningkat sebesar 1,8 poin dari kuartal kedua 2023. Perkotaan Jakarta mewakili Jakarta Barat, Pusat, dan Selatan yang mencakup sekitar 1,5 juta pengguna nikotin dewasa," ujar Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News