"Penyaluran tersebut dilakukan dengan selektif untuk menjaga kualitas kredit dengan risiko yang dapat terkelola dengan baik," ujar Direktur Bisnis Bank Neo Commerce Aditya Windarwo, dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Juli 2024.
Adapun posisi Non Performing Loan (NPL) neto per 30 Juni 2024 sebesar 1,28 persen, sementara di akhir semester I-2023 tercatat sebesar 2,02 persen. Likuiditas BNC terjaga dengan baik dengan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) mulai menanjak naik 6,01 persen, dari Rp13,87 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp14,76 triliun di 30 Juni 2024.
Selain itu, CASA ratio Bank Neo Commerce juga meningkat secara tahunan menjadi 29,73 persen. Ini didorong peningkatan tabungan sebesar 21,75 persen menjadi Rp3,91 triliun di semester I-2024. Produk tabungan di aplikasi neobank BNC semakin menjadi pilihan nasabah karena juga memberikan fleksibilitas dan imbal hasil yang menarik, selain produk deposito yang telah lama menjadi primadona. Sehingga menjadi salah satu upaya BNC untuk terus meningkatkan porsi dana murah.
Dia mengatakan, total aset perseroan meningkat 4,66 persen menjadi Rp19,06 triliun pada akhir Juni 2024 dibandingkan Rp18,17 triliun pada posisi akhir 2023. Sebagai pelopor bank dengan layanan digital yang telah hadir sejak awal 2021, BNC kini memiliki layanan dan produk perbankan yang semakin lengkap, mulai dari produk tabungan, deposito, investasi, pinjaman, hingga transaksi.
Baca juga: Strategi Bank Neo Commerce di 2024, Fokus Perluas Nasabah |
Salah satu layanan yang digunakan nasabah yang meningkat secara konsisten adalah transaksi melalui QRIS. Pendapatan yang diterima BNC dari QRIS melonjak 307 persen di Juni 2024 dibanding posisi terakhir di Maret 2024.
"Bank Neo Commerce menyediakan layanan dan produk perbankan berbasis digital yang lengkap sehingga nasabah cukup menggunakan aplikasi neobank untuk memenuhi berbagai kebutuhan finansialnya. Kami bersyukur, berbagai layanan dan produk yang kami sediakan semakin banyak dan sering digunakan lebih dari 25 juta nasabah kami, mulai dari tabungan, deposito, QRIS, dan berbagai layanan transaksi lainnya. Nasabah pun semakin nyaman dan loyal menggunakan layanan kami," jelas Aditya.
Dengan pilihan layanan dan produk yang luas tersebut mendorong kenaikan pendapatan nonbunga (fee based income/FBI) sebesar 16,98 persen dari Rp42,46 miliar di Juni 2023 menjadi Rp51,15 miliar di Juni 2024. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNC untuk enam bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp1,55 triliun juga meningkat dibandingkan Rp1,38 triliun NII di enam bulan pertama di tahun sebelumnya.
Efisiensi dalam operasional perbankan membuahkan hasil
Dia menambahkan, demi fokus untuk meningkatkan kinerja, BNC terus melakukan berbagai efisiensi dalam operasional perbankan. Aditya menjelaskan, seiring dengan meningkatnya use case yang dimiliki, BNC kini lebih matang dan semakin memiliki kesadaran dan manajemen risiko yang lebih baik.
Langkah-langkah efisiensi ini membuahkan hasil, terlihat dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang berada di kisaran 100,27 persen pada Juni 2024, turun signifikan 15,72 persen dari posisi Juni tahun sebelumnya yang sebesar 115,99 persen.
Meskipun masih mencatatkan rugi tipis sebesar Rp6,15 miliar di semester I-2024, hasil ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan kerugian sebesar Rp326,78 miliar.
"Kami optimistis, kinerja yang baik ini akan semakin baik lagi di semester kedua di tahun ini. Kami berupaya maksimal untuk dapat meraih hasil positif di akhir tahun ini. Kami percaya dengan dukungan dari nasabah, berbagai mitra strategi, regulator, dan pemegang saham, hal tersebut dapat dicapai dengan senantiasa melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank," papar dia.
Baca juga: Neobank: Atur Keuangan Sejak Dini untuk Berkurban |
Penambahan modal dengan HMETD VII
Sebagai refleksi dukungan pemegang saham, khususnya PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pemegang saham pengendali, dalam rangka penguatan modal, pada 12-18 Juli 2024 BNC telah melaksanakan Penawaran Umum Terbatas VII dengan penambahan sebanyak 1.312 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp300 per saham, dimana PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai Pembeli Siaganya.
Di sisi lain, Bank Neo Commerce terus melakukan berbagai inovasi. Sejak meluncurkan neobank di awal 2021 lalu, aplikasi mobile banking BNC tersebut dikenal sebagai aplikasi perbankan berbasis digital yang memiliki layanan dan fitur lengkap dan terintegrasi yang dapat melayani berbagai kebutuhan, khususnya bagi nasabah perorangan, dan mulai tahun lalu memperluas cakupan ke segmen nasabah UMKM.
"Dengan perluasan segmen tersebut, BNC juga menambah fitur dan layanan yang semakin beragam, seperti pembayaran melalui QRIS dan VA, juga Neo Bisnis yang dapat membantu pelaku UMKM untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Tidak hanya itu, BNC juga mengembangkan layanan Corporate Internet Banking (CIB) khusus bagi nasabah korporasi, yang dilengkapi dengan layanan payroll. Kami menargetkan untuk dapat menjangkau hingga 100 ribu rekening aktif dari layanan payroll hingga akhir 2024 ini. Ini agar mendorong pertumbuhan dana murah (CASA) juga," ujar Aditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News