Justru, dia mengatakan, rupiah masih cenderung relatif stabil bila dibandingkan mata uang negara-negara lain.
"Saya tidak terlalu khawatir sebetulnya. Karena rupiah kita dibandingkan dengan currency lainnya, depresiasinya relatif kecil, hanya dua persen. Bandingkan dengan ringgit Malaysia yang depresiasi delapan persen, atau yen milik Jepang," ujarnya saat menjadi pembicara dalam BNI Investor Daily Summit 2023 dilansir Media Indonesia, Selasa, 24 Oktober 2023.
Baca juga: Jokowi Yakin Depresiasi Rupiah Tak Ganggu Sektor Riil dan Keuangan |
Chatib yang sempat menjadi Menteri Keuangan periode 2012-2013 itu juga menilai Bank Indonesia masih memiliki ruang hingga rupiah terdepresiasi tiga persen terhadap dolar Amerika Serikat.
Itu menurutnya dapat dilakukan oleh bank sentral sembari menaikkan suku bunga acuan dan kebijakan makroprudensial yang tepat.
Faktor eksternal gempur rupiah
Dia menambahkan, apa yang terjadi pada nilai tukar saat ini lebih banyak didorong oleh faktor eksternal, terutama dari aktivitas kebijakan dan perekonomian AS.Akibatnya mata uang Negeri Paman Sam menguat dihadapan mata uang negara lainnya.
"Selama akses supply terlalu banyak, bond yield (UST) terus tinggi, The Fed harus mengejar itu dan itu akan memberikan tekanan ke exchange rate. Jadi ini bukan pelemahan rupiah, tapi ini strong dolar," kata Chatib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News